RESUME “Buy-Ology”
Pengarang : MARTIN LINDTROM
Penerbit : PT Elex Media Komputindo
Tahun terbit :2011
Oleh
Paula Tamba
120503204
S1 AKUNTANSI
DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA
UTARA
2012
“Buy-OLOGY”
PENDAHULUAN
Mari kita akui bahwa kita semua adalah konsumen. Apakah
kita membeli telepon genggam, krim anti kerut buatan Swiss, atau sebotol
Coca-cola, berbelanja merupakan bagian terbesar kehidupan kita. Itulah sebabnya
setiap hari kita di hujani pesan-pesan dari para pemasar dan pengiklan. Dengan
semua iklan yang tak pernah berhenti menghampiri, bagaimana kita dapat
mengingat semuanya? Mengapa itu terjadi? Karena, secara sadar atau tidak, otak
kita terus-menerus memproses banyak informasi dan menyaringnya. Beberapa bagian
dari informasi tersebut akan disimpan dalam memory jangka panjang-dengan kata
lain, ingatan-namun sebagian besar akan menjadi kekusutan yang tidak ada
hubungannya satu dengan yang lain dan kemudian dibuang untuk di lupakan. Proses
ini terjadi tanpa kita sadari dan dengan seketika, dan berlangsung setiap detik
dalam setiap menit setiap harinya.
Sekalipun
begitu, disana terletak sebuah ironi: sebagai konsumen kita tidak dapat
menanyakan hal-hal misalnya, mengapa saya membeli iPod Nano, Arloji casio,
segelas chai Latte Sturbucks, atau celana jeans diesel, pada diri kita sendiri
karena seringkali kita tidak tahu jawabannya.Yang saya tahu saya sudah
membelinya. Itu saja. Namun, jika para pemasar dapat mengetahui apa yang
terjadi di otak kita sehingga kita memilih satu merek bukannya yang
lain-informasi apa saja yang melewati penyaringan otak kita dan informasi apa
yang tidak-itu tentunya akan menjadi kunci untuk membangun sebuah merek masa
depan.
Meskipun menaruh hormat yang amat sangat kepada
Commercial Alert dan seluruh pendapat mereka, saya sangat percaya bahwa mereka
telah salah kaprah. Tentunya dengan munculnya banyakteknologi baru,
neuromarketing juga berpotensi di salah gunakan dan kemampuan ini juga
mengharuskan adanya tanggung jawab etika. Saya memikul tanggung jawab ini
dengan sangat serius, karena pada akhirnya saya juga konsumen, sama sekali
tidak ingin memberi jalan kepada perusahaan untuk memanipulasi atau
mengendalikan pikiran kita.
Namun,
saya tidak percaya bahwa neuromarketing adalah perangkat membahayakan yang dapat digunakan oleh pemerintahan yang
korup atau pengiklan yang tidak jujur. Saya yakin ini hanyalah perangkat
sederhana, seperti sebuah palu. Di tangan yang salah palu dapat kita gunakan
untuk memukul kepala orang lain, namun bukan iulah arti palu yang sebenarya,
begitu pula dengan neomarketing. Karena Neomarketing hanyalah perangkat yang di
gunakan untuk menguraika kata sandi tentang apa yang di pikirkan konsumen saat
dihadapkan pada sebuah produk atau merek-dan kadang bahkan dapat membantu
kitauntuk menyingkap metode licik yang di gunakan para pemasar yang tanpa
sepengatahuan kita merayu dan menghianati kita sebagai konsumen.
Sampai
hari ini, satu-satunya cara yang di gunakan pemasaran untuk memahami apa yang
diinginkan konsumen adalah melakukan pengamtan dan menanyai konsumen secara
langsung. Namun cara itu tidak akan terjadi lagi. Tentunya neoromarketing bukan
jawaban dari semua masalah. Sebagaiman halnya seorang ilmuwan muda, aplikasi
neuromarketing di batasi oleh pemahaman kita yang belum sempurna mengenai otak
manusia. Berita bagusnya, pemahaman tentang bagaimana pemikiran bawah sadar
kita mengendalikan tingkah laku kita semakin meningkat, sekarang ini beberapa
peneliti hebat di seluruh dunia sedang melakukan pergerakan besar-besaran
menuju ilmu pengetahuan yang luar biasa ini. Meski tidak satu pun dalam ilmu
pengetahuan dianggap mutlak, saya percaya Buyology
merupakan awal dari eksplorasi yang radiakal dan membangkitkan rasa ingin
tahu dari mengapa kita membeli. Jadi,
saya berharap anda menikmatinya, mendapatpelajaran darinya, dan lebih baik
lagidalam memahami mengenai Buyologykit-yaitu
banyaknya kekuatan bawah sadar yang memotivasi kita untuk membeli.
BAB
I
ALIRAN
DARAH YANG CEPAT KE KEPALA
Penelitian
Neuromarketing Tercepat yang Pernah Dilakukan
Sebagai sejenis
pekerjaan, saya adalah pakar dunia dalam hal merek. Dan ini telah menjadi misi
(dan gairah) seumur hidup untuk mencari tahu bagaimana para konsumen berpikir,
mengapa mereka membeli atau tidak membeli produkyang di tawarkan-dan apa
yang dapat di lakukan para pemasar dan
pengiklan untuk memompakan kehidupan baru ke produk mereka yang sakit, macet,
menggelepar, atau terlalu jelek untuk mulai di tawarkan.
Jika
anda lihat ke sekeliling, peluangnya cukup besar bagi Anda untuk menemukan
hasil pekerjaan saya dalam permerekan di setiap rumah atau apartemen anda,
mulai dari produk-produk di bawah watafel, wafer coklat yang anda simpan di
laci meja kerja, telepon di sebelah tempat tidur Anda, krim cukur di kamar
mandi Anda, sampai mobil yang ada di garasi Anda. Sebagai ahli dalam merek dan
perencanaannya (artinya bahwa banyaknya pengalaman saya di seluruh
dunia-semoga-dapat memberikan saya pengamatan yang menyeluruh [helicopter view] mengenai kemungkina
kondisi pelanggan di masa depan dan tren periklanan), dunia bisnis menganggap
saya dan rekan-rekan saya sebagai pelayan ambulan, sebuah tim manajemen
krisis-intervensi.
Misalnya
saja penetapan harga air kemasan Anda yang berasal dari kombinasi sumur tanah
dan air sungai pegunungan yang jernih. Perusahaan menginginkan para konsumen
percay bahwa air minum ini di kemas oleh para peri setinggitumit kaki manusia
normal dari sungai yang diapit oleh bukit yang curam di Norwegia, bukannya
dikemas di pabrik besar yang terbentang di tapi jalan raya New Jersey, AS,
bagaimmanapun juga, penjualan di pasaran tidak berhasil dan tidak seorang pun
di perusahaan itu yang tau harus berbuat apa. Saya akan mulai menggali. Apakh
rahasia produk mereka? Apa yang membuatnya berbeda dari yang lain? Apakah ada
cerita ritual atau misteri yang berhubungan dengan pelanggan? Jika tidak,
dapatkah kita mencarinya? Beberapa saja.
Coba kita pikirkan. Sebagai manusia, kita menikmati
memikirkan diri kita sebagai spesies yang berpikir rasional. Kita makan dan
berpakaia. Pergi bekerja. Memberlakukan orang semestinya. Paling tidak itulah
tujuan kita. Apabila ada seorang rekan atau taman kita menuduh kita tidak
raasional, kita merasa agak tersinggung. Mereka mungkin juga menuduh kita
kehilangan ingatan sementara. Namun, suka atau tidak, kita semua terus menerus
bertingkah laku yang kita sendiri tidak
dapat menjelaskannya secara logis mengapa. Hal ini sangatlah benar
dalam duni kita yang penuh tekanan dan
berteknologi canggih ini. Di bawah takanan (atau bahkan dalam keadaan hidupyang
cukup baik), orang-orang cenderung mengatakan sesuatu yang sama sekali berlawanan
dengan apa yang mereka lakukan. Tidak perlu diutarakan lagi bahwa ini membawa
bencana bagi dunia penelitian. Pasar yang bergantung pada ketetapan dan
kejujuran konsumennya. Namun sebanyak 85% dari waktu yang kita lalui, otak kita
berada dalam kondisi bekerja secara otomatis. Bukannya bermaksud untuk
berbohong-hanya pikiran bawah sadar kita jauh lebih baik dalam menerjemahkan
tingkah laku kita(termasuk mengapa kita
membeli) daripada pikiran sadar kita.
Yang
menyebabkan saya pada tahun 2003 yakin bahwa sesuatu yang secara mendasar salah
dengan cara-cara perusahaan menjangkau konsumennya-kita. Dengan kata lain,
perusahaan tampaknya tidak memahami konsumennya. Dengan mencoba menyoroti
masalah perilaku membeli dari 2.000 subyek penelitian, saya merasa dapat
membantu.
Tampilan neuro dapat meminimalisasi semua kegagalan itu
dengan peluang keberhasilan tertinggi karena menunjuk secara tepat pusat-pusat
penghargaan konsumen dan mengungkap usaha pemasaran dan iklan mana yang paling
merangsang, menarik atau mudah diingat serta usaha mana yang tumpul,
mengecilkan hati, meresahkan, atau yang terburuk dari semuanya, mudah
dilupakan. Penelitian pasar tidak akan menghilang tetapi berkolaborasi dengan neuroscience yang dalam prosesnya nanti
akan memiliki kualitas baru yang lebih cerdas.
BUKANLAH sesuatu yang mengejutkan bahwa neuroimaging
telah mengambil perhatian dunia periklanan, yang juga akan menuju disiplin ilmu
lainnya. Nyatanya politik, penegakan hukum, ekonomi, bahkan Hollywood-pun siap
beraksi.
Hollywood juga terkagum-kagum pada neuroscience. Namun,
kembali ke dunia pemasaran. Seperti yang kita lihat, teknologi yang baru seumur
jagung ini telah membuat beberapa terobosan. Pada intinya, teknologi neuro
telah mengungkap apa yang menjadi keyakinan saya selama ini, bahwa merek
ternyata lebih dari sekadar produk yang dapat dikenali yang dibungkus dengan
desain yang menarik perhatian. Namun seluruh penelitian neoroimaging telah
berfokus pada produk-produk tertentu.
BAB
2
INILAH
TEMPATNYA
Ikan maskoki-dari sumer yang pernah saya baca-memiliki
daya ingat yang hanya berfungsi selama 7 detik- jadi, setiap tujuh detik mereka
memulai kehidupan baru. Hal ini mengingatkan bagaiman persaan saya tentang saat
menyaksikan iklan di TV.
Ada dua
alasan mengapa hal tersebut tiba-tiba datang ke kepala saya. Pertama dan paling
jelas terlihat adalah serangan media yang bergerak cepat, selalu berubah, dan
selalu siap siaga. Diantaranya internet dengan fasilitas pop-up dan iklan spanduk, TV kabel, siaran berita 24 jam secara
langsung, pesan tertulis, serta video game yang berlomba-lomba mendapatkan
perhatian kita yang rentangnya semakin lama semakin terbata dan rusak.
Akibatnya sistem penyaringan diotak kita semakin tebal dan protektif. Kita
semakin tidak dapat mengingat apa yang telah kita lihat di TV pada pagi tadi
atau beberapa malam lalu.
Faktor lain yang tidak kalah penting menjadi penyebab
amnesia kita adalah meresapnya ketidakorisinalan materi si pengiklan. Alasan
mereka sederhana: jika apa yang kami lakukan telah berhasil selama
bertahun-tahun mengapa kami harus menghentikannya? Hampir sama dengan
mengatakan: jika saya seorang pemain bisbol yang telah melakukan pukulan gagal
selama sepuluh tahun terakhir, mengapa saya harus repot-repot mengubah ayunan
pukulan atau posisi berdiri atau mungkin memegang pemukul dengan cara yang agak
berbeda dari biasanya?
Ada apa sebenarnya dengan serangan brutal iklan-iklan
ini? Sebagian dapat dianggap sebagai senjata nuklir para pengiklan untuk
menghadapi teknologi baru yang terkenal seperti TiVo, yang sanggup
menghilangkan iklan-iklan TV sehingga para pemirsa dapat menyaksikan acara TV
favorit mereka tanpa gangguan. “Perubahan dari pemilihan program acaraoleh
pembuat acara ke tangan konsumen merupakan perubahan terbesar yang terjadi di
dunia bisnis dalam 25-30 tahin terakhir,” ujar Jeff Gaspin, Presiden Grup
Televisi Universal NBC. Pada intinya, sponsor berusaha memberitahu kita bahwa
sia-sia saja kita bersembunyi, tiarap, mengelak, mempercepat acara, atau istrahat ke toilet lebih lama karena bagaimanapun
mereka akan dapat menjangkau kita.
Namun,
benarkah? Apakah penempatan produk yang telah direncanakan dengan cermat dan
hati-hati ini akan benar-benar menembus memori jangka panjang kita dan
meninggalkan kesan yang dapat bertahan lama? Atau, apakah mereka seperti yang
sering saya sebut iklan “walpaper”—yang dengan mudahnya terlupakan, sama dengan
iklan elevator muzak? Hal inilah yang
akan kita coba lihat di bagian berikut penelitian otak kita.
METODE PENEMPATAN PRODUK dalam dunia perfilman berusaha
sama dengan media film itu sendiri. Namun, metode penempatan produk baru
benar-benar berkembang pada tahun 1930-an. Masih tentang penempatan produk yang
telah kita ketahui, kita dapat melihat kembali ke zaman si alien kecil. Bagi
mereka yang belum pernah melihat film karya Steven Spielberg berjudul E.T.:The Extra Terrestrial yang menceritakan
tentang kesendirian, seorang anak tanpa ayah bernama Elliot yang menemukan
sebentuk mahkluk yang aneh hidup di hutan di belakang rumahnya. Agar memancing
supaya makhluk itu keluar dari persembunyannya di hutan, anak laki-laki itu
secara cerdik meletakkan sederetan permen yang langsung dapat dikenal sebagai
permen Reese’s Pieces dari perusahaan Hearshey-sepanajng jjalan dari hutan
menuju rumahnya.
Sebuah
keputusan perusahaan yang cerdass ketika perusahaan Hearsheey bersedia
mensponsori film tersebut karena ternyata seminggu setelah penayangan film
tersebut permen Reese’s Pieces melonjak tiga kali lipat, dan dalam dua bulan
setelah penayangan film ini, lebih dari 800 bioskop di seluruh negeri mulai
menyediakan Reese’s Pieces di dalam stan kerja sama mereka untuk pertama
kalinya. Namun, sejak hadirnya film E.T.
penempatanprodukdi film-film semakin tidak masuk akal. Misalnya film Die another day sebuah episode dalam
waralaba film James Bond tahun 2002 itu berhasil memunculkan 23 merek di film
berdurasi 123 menit tersebut, hingga pemirsanya mersa kesal.
Sekarang, kita dihujani, direnggut, dicabut, didorong,
dan dibanjiri oleh aliran rutin penempatan produk tepat dihadapan kita.
Hasilnya? Kabur atau tidak jelas.
Berbicara tentang penempatan produk, dunia pertelevisian
tidak dapat dikesampingkan. Leslie Moonvers, pimpinan CBS coorporation,
memperkirakan bahwa dalam waktu dekat sekitar 75% dari seluruh acara unggulan
yang telah dipersiapkan akan menmpilkan produk dan cerita-cerita yang telah
dibayar oeh para pengiklan. Jika benar adanya, benar-benar jumlah yang sangat
mengejutkan, yang akan lebih memburamkan garis batas yang sudah semakin tidak
jelas antara iklan dan materi kretif yang begitu besar sehingga menggantikan
arti dari hiburan itu sendiri. Rance Crain, pemimpin redaksi Advertising Age pernah meringkas:”Para
pengiklan tidak akan puas sampai mereka memberi tanda di setiap helai rumput
yang ada.
KAMI TELAH MENUNJUKKAN produk kepada para subjek
penelitian pemindaian otak kami 20 logo yang masing-masing tampil selama satu
detik. Tujuan kami adalah apakah para pemirsa masih ingat atau tidak logo mana
yang mereka lihat selama penayangan logo tadi. Selama bertahun-tahun,
penelitian tentang neuromarketing telah mengungkap bahwa ingatan para konsumen
terhadap suatu produk baik itu deodoran, parfum, merupakan ukuran paling
relevan dan bisa dipercaya terhadap kefektifan sebuah iklan. Hal ini juga
berhubungan dengan tingkah laku pembelian si subjek di masa mendatang.
Satu hal
lagi, perbedaan tipis dari potensi logo-logo bermerek yaitu produk yang secara
strategis telah menempatkan produk mereka atau beriklan selama acara
berlangsung-telah mengahalangi proses mengingat logo-logo yang tidak bermerek.
Dengan kata lain, setelah menyeksikan kedua acara tadi, ingatan para subjek
penelitian tentang logo-logo bermerek seperti coke dan cingular telah
menghalangi ingatan terhadap logo-logo yang tidak bermerek seperti pepsi dan
Verizon.
Pendek kata, hasil penelitian menunjukkan bahwa kita
ingatan tentang merek yang tidak ikut secara terintegrasi dalam alur cerita
sebuah acara. Merek tersebut menjadi hal yang biasa saja yang akan dengan mudah
dan langsung terlupakan. Pada saat kita menyaksikan sebuah iklan yang
menunjukkan para peserta idol yang dengan gembira menggosok sebuah mobil Ford
menggunakan sebuah spon di sebuah tempat cuci mobil atau mengerumuni sebuah
kendaraan seperti sebuah remaja-remaja yang sedang tergila-gila pada era tahun
1950-an, praktis kita tidak akan memperhatikan mobilnya karena itu hanyalah
iklan.
Agar
penempatan iklan berhasil, produk harus sesuai dengan acara tersebut. Jadi,
bila sebuah produk tidak sesuai dengan film atau acara TV yang ditayangkan-katakanlah
produk terbaru film Bruce Wills, menempatkan produk, seperti kapas bersih,
benag gigi rasa strawberry atau pelembab
krim dari Body Shop-para pemirsa akan melupakan dengan mudah.
Namun, apakah sebenarnya yang ada di otak kita yang
membuat beberapa produk lebih mudah diingat dibanding produk lainnya? Baiklah,
kita akan melihat salah satu penemuan tentang otak yang paling menakjubkan
akhir-akhir ini, satu hal yang sangat berperan mengapa kita tertarik pada
hal-hal yang membuat kita tertarik.
BAB
3
SAYA
MAU APA YANG DIA PUNYA
Neoron cermin yaitu neron yang bekerja pada saat sebuah
tindakan sedang dilakukan dan saat tindakan yang sama sedang diamati. Namun,
neuron cermin monyet-monyet itu tidak bekerja atau bereaksi terhadap sembarang
gerakan yang dilakukan seorang murid atau monyet lainnya. Tim Dr. Rizzolatti
akhirnya dapat mendemonstrasikan bahwa neuron ceermin si macaque ternyata
bereaksi terhadap apa yang disebut gerakan sasaran, yaitu gerakan yang
menyertakan objek atau benda, seperti memungut kacang atau mengangkat es krim
ke mulut, bukannya gerakan acak seperti berjalan melintasi ruangan atau berdiri
sambil menyilangkan tangan.
Di
bagian otak yang bernama inferior frontal cortex dan superior parietal lobule,
menunjukkan jawaban yang benar karena daerah ini aktiv pada saat seseorang
melakukan atau mengamati suatu gerakan. Bukti yang memperkuat adanya neuron
cermin dalam otak manuasia sangat dipaksakan. Bahkan, seorang profesor
psikologidan pakar Neuro terkemuka di University of California pernah
mengatakan bahwa DNA adalah untuk
biologi sementara neuron cermin untuk psikologi.
Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa Anda merasa ngeri
atau kwatir saat menyaksikan pertandingan Bisbol dan pemain idola Anda gagal
dalam melakukan pukulan? Atau pada saat Anda menonton di Bioskop dan melihat
pemeran wanitanya menangis dan secara tidak sadar anda juga ikut menangis?
Semua itu merupakan hasil karya dari Neuron cermin.
Neuron-neuron cermin dapat menjelaskan mengapa kitta
tersenyum saat melihat orang lain bergembira atau berkenyit pada saat melihat
orang lain kesakitan. Seorang ilmuwan bernama Tania Singer memindai otak para
sukarelawan yang melihat orang lain yang sedang kesakitan. Hasilnya, bagian
otak para sukarelawan yang sedang melihat orang lain kesakitan yang menangani
rasa sakit-termasuk fronto-insular dan anterior cingulated cortices-menjadi
aktif atau bereaksi. Tampaknya, hanya dengan mengamati kesakitan orang lain lah
para sukarelawan ini dapat merasakan rasa sakit yang sama seolah-olahh rasa itu
juga terjadi pada mereka.
Menariknya
lagi, neuron-neuron cermin ini juga bekerja untuk hal-hal yang saling
berkebalikn-misalnya merassa senagn terhadap penderitaan orang lain (yang biasa
disebut schandenfreude). Tania singer
dan para rekannya menayangkan sebuah video klip orang-orang yangg seddang
bermain games kepada parasukarelawan. Beberapa bermain curang dan yang lainnya
bermain jujur. Berikutnya, para pemain tersebut diberi sengatan listrik yang
ringan namun sakit-baik yang bermain curang maupun tidak.
Apabila bagian otak laki-laki dan perempuanyang
bertanggung jawab terhadap rasa sakit menyala, berarti neuron-neuron cermin
menunjukkan rasa empatinya pada saat pemain yang jujur terkena sengatan. Namun,
pada saat pemain yang curang terkena sengatan listrik, otak sukarelawan
laki-laki tidak saja menunjukkan kurangnya rasa empati, pusat otak mereka yang
bertanggung jawab terhadap penghargaaan dan hadiah pun menyala (sukarelawan
perempuan masih menunjukkan tingkat empati yang wajar). Dengan demikian, kita semua
cenderung berempati terhadap orang yang baik atau jujur, namun pada saat orrang
yang jahat atau curang, paling tidak laki-laki menunjukkan rasa senang pada
saat mereka merasa kesakitan
Pendek kata, apa yang kita amati dari apa yang dilakukan
orang lain juga kita lakukan di otak kita. Seanddainya saja Anda melihat saya
terjattuh di anak tangga dengan kepala lebih dulu, neuron-neuron cermin Anda
akan bereaksi dan Anda akan dapat dengan pasti merasakan apa yang saya rasakan.
Jadi, sesungguhnya neuron cermin tidak saja membantu meniru kita tingkah laku
orang lain, tetapi juga bertanggung jawab terhadap rassa empati manusia.
Demikianlah neuron-neuron cermin kita bekerja di otak
kita sebagai konsumen. Mari kita pikirkan bagaimana tingkah laku orang lain
dapat memengaruhi kita dalam keputusan membeli. Obitofrontal cortices adalah
bagian otak yang dihubungkan dengan proses pemberian hadiah- semakin aktif
ketika subjek mempelajari dan menyebut ulang nama-nama orang yang tersenyum.
Cabeza menjelaskan, “Kita peka terhadap tanda-tanda sosial yang positif. Kita
ingin mengingat orang-orang yang baik kepada kita,siapa tahu pada suatu saat
nanti kita berhubungan dengan mereka.
Namun
neuron-neuron cermin tidak bekerja sendirian. Seringkali mereka bekerja sama
dengan dopamine, yaitu adalah suatu bahan kimia otak yang menimbulkan rasa
senang. Dopamine adalah suatu bahan paling mecandu yang pernah dikenal manusia-
dan keputusan kita membeli sedikit
banyak dikendalikan oleh efek rayuannya. Lalu apa hubunngan antara
Dopamine dan neuron-neuron cermin? Mari kita lihat kondisi otak kita pada saat
mengunjungi Abecrombie & Fitch- toko baju yang ramai dikunjungi para remaja
dan dewasa. Di cabangnya, khususnya di toko-toko besar, perusahaan ini
meletakkan poster yang sangat besar tepat di depan pintu toko dan gambar
beberapa moddel yang setengah telanjang. Seumpama Anda adalah remaja 14 tahun
yang sedang mencri jati diri dan anda lewat dari toko ini maka neuron-neuron
cermin akan aktif. Anda membayangkan bahwa Anda berada di antara mereka
dipuja-puji dan terkenal. Dan Anda pun akan berusaha menjadi seperti mereka
dengan membeli baju yang dikenakan oleh model-model tersebut yang tentunya
adalah milik perusahaan Abecrombie & Fitch.
Dan saya yakin ditahun-tahun yang akan datang para
pemasar akan mengerti bagaimana mempengaruhi neuron-neuron cermin kita. Jadi berhati-hatilah,
masa depan periklanan bukanlah smoke dan mirrors (rokok dan cermin), melainkan neuron-neuron cermin. Dan
neuron-neuron cermin ini akan membuktikan dirinya lebih kuat dalam
mengendalikan kesetiaan, pikiran, dompet, dan buy-OLOGY kita dibandingkan dengan apa yang telah diantisipasi oleh
para pemasar sendiri.
BAB
4
SAYA
TIDAK DAPAT
MELIHAT
DENGAN JELAS SEKARANG
Sampai hari ini belum ada pelarangan yang nyata terhadap
iklan-iklan terselubung di AS atau di UK, meskipun komisi perdagangan federal
telah mengambil tindakan resmi bahwa iklan terselubung ”yang menyebabkan para
konsumen memilih pelayanan atau produk tertentu tanpa sadar, atau mengubah
tingkah laku normal mereka, dapat merupakan praktik yang tidak adil atau tidak
jujur”. Penekanan kali ini terhadap kata dapat
– sampai hari ini belum ada peraturan atau petunjuk resmi terhadap tentang
apa yang termasuk atau merupakan iklan-iklan terselubung.
Tuduhan-tuduhan
masih terus bermunculan terhadap pesan-pesan terselubung yang tayang tanpa
sengaja dari waktu ke waktu- khususnya dalam film-filmm layar lebar. Seringkali
pada saat pesan-pesan terselubung muncul di budaya kita, yang disampaikan
adalah tentang seks. Sebagai contoh adalah iklan Yellow pages pada tahun 1995
untuk perusahaan lantai dari Inggris bernama D.J. FLOORING, yang mottonya
adalah “Laid by the Best”. Apabila diposisikan berdiri, iklan ini menampilkan seorang
wanita yang sedang memegang gelas Champagne,.
Dalam sebuah kumpulan iklan cetak yang pernah ditunjukkan
seseorang kepada saya. Dan jika, seperti yang telah saya percayai sejak lama,
pesan-pesan terselubung dapat dipahami sebagai pesan-pesan bawah sadar yang
yang dibawakan oleh para pengiklan untuk menarik perhatian kita akan suatu
produk, itu adalah suatu kelaziman. Lagipula dalam dunia yang sudah terlalu
banyak dirangsang ini, ada banyak hal yang tak terhitung memasuki pikiran bawah
sadar kita setiap harinya.
PADA TAHUN 1999, para peneliti di Harvard University
menguji kekuatan pesan terselubung terhadap 47 orang yang berusia 60 dan 85
tahun. Para peneliti tersebut memberikan tampilan kata berulang kali dengan
sangat cepat di layar monitor computer pada saat mereka sedang main game.
Kepada mereka diinformasikan bahwa permainan tersebutdigunakan untuk mengukur
hubungan antara kemampuan fisik dan mental mereka. Tujuan percoabaan ini adalah
untuk melihat mereka apakha deengan membuat orang yang lanjut usia terpapar
pesan-pesan tersembunyi yang mengesankan ketidakcocokan tentang proses penuaan
dapat mempengaruhi tingkah laku, dan khususnya seberapa jauh mereka akan
berjalan.
Namun
kekuatan pesan-pesan terselubung hampir tidak ada hubungannya dengan produk,
malahan dengan otak kita. Namun, meskipun otak kita dapat mengambil informasi
yang berada di bawah pikiran sadar kita, apakah berarti informasi tersebut
menunjukkan pola tingkah laku kita? Mengapa? Mari kita pikirkanhal berikut:
jika iklan-iklan Anda ternyata tidak diperbolehkan tayang di TV dan dilarang
oleh pemerintah di seluru dunia, cara apa yang terbaik untuk menyampaikan
perasaan-perasaan berbahaya, keren, jiwa muda, aktif, serta tantanga kalau
bukan dengan mensponsori tim ferrari selama tim tersebut mengikuti balapan
formula 1? Tentunya mengecat mobil balapnya dengan warna merah.
BEBERAPA BULAN SEBELUM melaksanakan penelitian ini, salah
satu iklan antimerek di TV yang paling menimbulkan rasa ketidaksukaan yang
pernah saya temui (dan menurut saya pribadi, effektif). Gambarannya seperti
berikut: sekelompok orang sedang duduk-duduk sambil merokok dan mengobrol.
Mereka sedang menikmati saat-saat yang indah, namun ada satu masalah, bukannya
asap yang keluar dari ujung rokok mereka isap melainkan tetesan lemak yang tebal,
berwarna kuning kehijau-hijauan jatuh dari ujung rokok yang mereka isap lalu
tercecer dan mengeras di asbak. Semakin sering para perokok tersebut mengobrol
dan bergerak, semakin banyak tetesan lemak itu jatuh di atas meja, lantai,
baju, dan dimana-mana. Inti iklan tersebut tentu saja ingin menunjukkan kepada
kita bahwa meroko dapat menyebabkan tetesan lemak tersebut berada di aliran
darah kita, menutup pembuluh darah arteri, dan menyebabkan gangguan kesehatan
yang berat pada diri kita.
Namun,
sama halnya dengan label peringatan bahaya merokok pada bungkus-bungkus rokok,
melihat iklan diatas justru mengaktifkan pusat pecandu di otak mereka.
Gambar-gambar mengerikan tentang pembuluh nadi yang tertutup lemak tidak
menghilangkan gairah merokok mereka, mereka tidak memperhatikannya. Bahkan
neuron cermin di otak mereka semakin memperhatikan suasana buatan yang sedang
mereka amati-dan”pusat keinginan/mecandu mereka pun aktif. Satu lagi pesan
peringatan antimerokok yag sangat kuat telah dikalahkan begitu saja.
Jadi, iklan apakah yang kekuatannya paling sedikit dalam mendorong anda untuk merokok?. Cara yangglebih
kuat masih saja berupa pesan-pesan terselubung, khususnya asosiasi berupa
F1/NASCAR. Sebenarnya agak menakutkan mengetahui apa yang menurut kita tidak kan
memicu kita untuk merokok justru merupakan cara yang paling efektif untuk
memicu kita untuk merokok, dan ternyata logo justru berfungsi baik-apa yang
telah lama diberikan pengikan dan perusahaan dengan kekuatan mistik.
BAB
5
APAKAH
ANDA PERCAYA
PADA
HAL-HAL GAIB?
RITUAL DAN TAKHAYUL didefenisikan sebagai suatu tindakan
dan kepercayaan yang tidak sepenuhnya rasional sehingga seseorang dapat dengan
sedemikian rupa memanipulasi masa depan dengan menggunakannya dalam tingkahlaku
tertentu, meskipun sebenarnya tidak ada hubungan sebab akibat yang tampak
antara tingkah laku tersebut dan hasilnya.
Namun,
apabila kepercayaan-kepercayaan seperti ini merupakan sesuatu yang tidak masuk
akal, mengapa tanpa kita sadari sebagian besar dari kita setiap harinya
bertingkah laku dibawah pengaruh takhayul-takhayul?
Seperti yang telah kita ketahui, kehidupan di dunia ini
penuh dengan tekanan yang muncul karena bencana alam, perang, kelaparan,
penganiayaan, ataupun pemanasan global. Semua itu hanyalah sebagian kecil
masalah yang menghujani kita setiap menyalakan TV, membaca koran, atau
menjelajahi internet. Faktanya dunia tempat tinggal kita mengalami pengalaman
perubahan dengan luar biasa cepat.
Perkembangan teknologi begitu cepat dan belum pernah kita
bayangkan seblumnya, perubahan sismik
dalam kekuatan ekonomi terjadi hanya dalam semalam-peduli apa? Kita
bahkan bejalan lebih cepat dari biasanya. Perubahan yang sangat cepat membawa
lebih banyak ketidakpastian. Semakin dunia tidak bisa ditebak, semakin
kitameraba-raba indra untuk mengendalikan hidup kita. Dan semakin kita merasa
tidak pasti dan cemas, semakin kita mengadopsi tingkah laku dan ritual yang
berhubungan dengan takhayul untuk membimbing diri kita agar bisa melaluinya.
Secara
ilmiah, takhayul dan ritual dihubungkan dengan kebutuhan manusia untuk
pengendalian di dunia yang tidak menentu ini. Namun, apakah takhayul-takhayul
dan ritual-ritual berakibat buruk pada kita? Menariknya, secara mental dan
fisik beberapa ritual bahkan telah menunjukkan hasil yang menguntungkan bagi
kita. Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam journal of Family Psychology, “dalam keluarga dengan rutinitas yang
mudah ditebak,anak-anak mereka memiliki penyakit pernapasan yang lebih sedikit,
kesehatan yang secara menyeluruh lebih baik, serta kinerja yang lebih baik di
sekolah.”
Artikel tersebut juga menambahkan bahwa ritual memberikan
pengaruh yang jauh lebih besar terhadap kesehatan emosi, dan bahwa dalam
keluarga yang memiliki anak-anak remaja dengan ritual-ritual yang kuat
dilaporkan “memiliki kesadaran yang kuat”, perkawinan suami istri menjadi lebih
bahagia, dan anak-anak mempunyai hubungan yang jauh lebih dekat dengan kakek
dan nenek mereka.
Ritual kedua dikenal dengan sebuta “feasting”
(makan-makan), termasuk makan bersama orang lain, mungkin makan malam bersama
teman-teman di sebuah restoran dengan menu sushi atau sarapan pagi bersama-sama
keluarga.
“Sexing up” (bersolek) adalah ritual ketiga. Ritual ini
merupakan penjelassan diri- rangakaian ritual yang menyenangkan dan memanjakan
diri yang mengubah diri kita dari sebuah seorang makhluk pekkerja menjadi
makhluk yang paling percaya diri dan berpenampilan terbaik. Ritual bersolek
kita juga meliputi segala kegiatan berdandan dan merapikan penampilan dan juga
memastikan pendapat dan persetujuan teman kita memang sudahcantik ataupun
ganteng dan lalu mengobrol tentang apa yang akan dilakukan malam ini.
Ritual yang keempat adalah “melindungi diri dari masa
depan”, yang meliputi seluruh tindakan kita lakukan sebelum tidur di malam
hari-mulai dari mematikan komputer dan lampu, menurunkan panas, memasang alat
tanda bahaya, mengecek anak-anak dan binatang peliharaan, mengunci semua pintu
dan jendela, dan meletakkan tas-tas yang sudah rapi dan koper-koper sehingga tidak
lupa di pagi hari. Dan, sebagai ritual terakhir hari itu, melindungi diri dari
masa depan membantu kita merasa aman sebelum hari esok datang dan memulai hari
yang baru dengan ritual yang sama sekali lagi.
Ritual-ritual
ini sangat berhubungan dengan pengendalian-atau setidaknya ilusi pengendalian
itu sendiri- dan kita semua melakukan kegitan-kegiatan tersebut dalam satu
bentuk setiap harinya. Namun, banyak dari kita juga yang melakukan
ritual-ritual yangg tidak produkif yang terjebak dalam takhayul-takhayul atau
kepercayaan yang tidak masuk akal-dan sebagian besar ari kita tidak
menyadarinya.
Dalam kebudayaan Asia, angka yang paling memberikan
kesialan adalah angka 4 karena bahasa mandarin untuk angka 4 adalah “si” yang
mirip pengucapannya dengan kata “shi” yang artinya kematian. Sebagaia
akibatnya, hotel-hotel di China dan bahkan hotel-hotel di seluruh dunua yang
pemiliknya orang china tidak ada lantai 4 ataupun 44.
Di sisi lain angka “8” merupakan angka keberuntungan
dalam kebudayaan Asia karena pengucapan kata-katanya mirip dengan
“kesejahteraan”, “keberuntungan”. Inilah yang menjelaskan mengapa untuk memulai
secara resmi olimpiade Beijing di musim panas dipilih tanggal 8-8-08 pukul
08-08-08 pm.
NAMUN, APA HUBUNGAN antara ritual dengan apa yang kita
pikirkan saat kita membeli sesuatu? Jawabannya banyak. Satu contoh misalnya
produk dan merek-merek yang memiliki ritual atau takhayul-takhayul dalam
promosi produknya akan lebih lengket di benak konsumen dibandingkan yang tidak.
Dalam dunia yang bergerak cepat dan tidak menentu ini, kita semua mencari
kestabilan dan kesamaan, dan ritual-ritual produk di pasaran memberikan ilusi
tentang kenyamanan dan kepemilikan.
Faktanya, sebagian besar dari kita adalah makhluk yang
terbentuk oleh kebiasaan. Mari kita pertimbangka cara kita mengoperasikan
telepon seluler. Begitu kita sudah terbiasa menggunakan HP Nokia, bukankah kita
tidak berkenan berpindah merek, misalnya ke Sony
Ericson? Siapa sih, yang mau belajar untuk menggunakan sistem yang sama
sekali baru?
Beberapa restoran bahkan memiliki ritual yang belum anda
ketahui. Di kios Sandwich stasiun kereta bawah tanah, semua sandwichnya selalu
dibuat dalam urutan yang sama sehingga pelanggan dapat mengetahui dengan pasti
bahwa bagaimana memberikan instruksi kepada pelayan/penjual dibalik konter
untuk membuatkan sandwich yang mereka inginkan.
SATU HAL YANG SUDAH JELAS adalah bahwa ritual dan Takhayul dapat menggerakkan
potensial terhadap cara dan apa yang kita beli. Dan, setelah bertahun-tahun
meneliti ritual produk-produk dan pengaruhnya terhadap upaya branding, hasilnya
benar-benar mengejutkan saya: mungkinkah agama- yang sangat dikenal dan melawan
ritualnya sendiri- berperan dalam hal mengapa kita membeli?
BAB
6
DAN
SAYA PUN BERDOA
Hampir sebagian besar agama memiliki misi yang jelas.
Maksud saya agama-agama tersebut memiliki kejelasan tentang misi mereka, baik
untuk meraih tingkat kemuliaan tertentu maupun untuk mencapai tujuan spiritual.
Sebagian besar perusahaan juga memiliki misi yang sangat jelas. Misi Steve Jobs
untuk komputer Apple dideklarasikan pada
pertengahan tahun 1980-an mengatakan bahwa “Manusia adalah pembuat perubahan di
dunia ini. Oleh karena itu dia harus berada diatas struktur dan sistemnya, bukan
dibawahnya.” Dua puluh tahun dan berapa juta set iPod telah berlalu, si
perusahaan masih mengejar visi ini dan akan terus melakukannya tanpa ragu untuk
20 tahun kedepan.
Agama-agama
yang sukses juga berjuang mengumpulkan kekuatan untuk mengalahkan musuh mereka.
Konflik beragama telah ada sejak awal masa dan hanya kelihatan sekilas sebuah
berita kita dapat melihat bahwa keberpihakan melawan yang lainnya merupakan
kekuatan potensial untuk dipersatukan. Memiliki musuh yang nyata dapat
memberikan kesempatan bagi kita bukan hanya untuk menyatakan dan menunjukkan
kepercayaan kita melainkan juga untuk mempersatukan/menggabungkan dengan para
saudara seiman.
Ketertarikan melalui pancaindera manusia adalah
karakteristik kunci lain dari agama terbaik di dunia. Tutuplah mata anda dan
berjalanlah ke Gereja, kuil, atau masjid. Begitu mencium aroma udara, dupa,
wangi-wangian kayunnya, Anda akan segera terbungkus dalam suasana gedung. Jika
Anda membuka mata, Anda akan melihat pantulan cahaya kaca berwarna. Mungkin ada
suara lonceng, organ, atau seorang pastor memberikan kotbah. Pokoknya
indera-indera kita memungkinkan untuk ”merasakan” hati, jiwa, dan arti dari
sebuah agama.
Bukankah
hal yang sama juga terjadi pada produk? Produk dan merek merangsang
perasaan-perasaan tertentu serta assosiasi yang didasarkan pada tampilan, rasa,
dan bau.Bagian terintegrasi laindari agama adalah berbagai kisah yang
terkandung di dalamnya. Baik injil perjanjian baru, Taurat, setiap agama
dibangun dari sejarah-sejarah dan kisah-kisah ratusan cerita. Dan,
ritual-ritual yang diangkat oleh sebagian besar agama tersebut meminta kita
untuk melaksanakannya, seperti berdoa, berlutut, bermeditasi, berpuasa,
menyanyikan himne, atau menerima sakramen, berakar dari kisah-kisah yang
membuat keyakinan kita terbangun.
Dengan cara yang
sama, setiap merek yang sukses memiliki kisah sukses yang berhubungan
dengannya.Misalnnya, Disney serta seluruh karakternya yang mewarnai yang dengan
tiba-tiba hadir dalam pikiran kita, mulai dari Mickey Mouse, Tinker Bell,
hingga Captain Jack Sparrow. Merasakan sebuah cerita yang dapat mereka
selesaikan dengan kalimat merka sendiri, konsumen pun berdiri di jalur antrean
dan tas-tas tersebut pun terjual tanpa tersisa satu pun.
Sebagian
besar agama juga menyelenggarakan kemegahan, meski hanya sedikit yang
menekankannya. Pernahkah Anda berkunjung Ke Vatican? Di antara langit-langit
yang menjulang tinggi dan lukisan-lukisan dinding yang indah, permadani yang
beraneka ragam, furnitur dan lukisannya, seseorang akan keluar dengan kesadaran
bahwa setiap kita akan mati, dikuasai oleh sesuatu yang sangat kuat dan besar
dari diri kita sendiri. Memelihara kemegahan ini sangatlah penting sehingga
tidak boleh ada bangunan di Roma, Italia, yang lebih tinggi dari Gereja
Katedral St. Peter.
Banyak perusahaan melakukan hal yang mirip seperti diatas
untuk menggugah perasaan kagum, mulai dari Hotel Bellagio di Las Vegas hingga
Hotel Burj al Azab yang luar biasa unik di Dubai, yang tampak agak miring di
atas air seperti sebuah pesawat luar angkasa yang baru saja terjatuh ke bumi.
Bagaimana
dengan kepercayaan pengkristenan, yaitu kekuatan agama untuk menjangkau lebih
luas dan mendapatkan pengikutnya. Pada saat meluncurkan layanan G-mailnya,
Google menarik banyak pengikut dengan sangat liciknya. Dengan membuat layanan
yang hanya tersedia di undangan, Gmail hampir menjadi seperti agama virtual;
ketika seseorang mengundang anda untuk bergabung, Anda merasa seperti diterima
dalam komunitas semieksklusif yang abadi.hanya jika memeroleh sekitar 10 juta
pengguna yang dibukakan pintunya oleh G-mail. Bukankah setiap agama dan merek
memperlakukan para penganut barunya dengan cara yang sama, yaitu dengan membuat
mereka merasa terhormat menjadi anggota dari agama yang melindunginya?
Simbol-simbol
juga hadir hadir dimana-mana bagi sebagian besar agama, misalnya simbol salib,
malaikat, mahkota yang terbuat dari duri. Sama seperti agama yang memiliki
icon, merek-merek dan produk-produk juga memilikinya. Tidak hanya sekadar logo
produk, simbol-simbol ini mengunggah hubungan yang kuat dengan diri kita- baik
itu kehebatan dalam hal olahraga maupun janji rasa lezat dari sebuah Burger
keju—dalam cara serupa yang dilakukan ikon-ikon agama untuk menggugah hubungan
religi yang kuat.
Misteri juga merupakan hal yang sangat berpengaruh dalam
agama. Dalam agama, sesuatu yang tidak dikenal dapat menjadi sama kuatnya
dengan sesuatu yang dikenal-kita ambil contoh para ahli dan pakar yang telah
meluangkan waktu selama bertahun-tahun untuk merenungkan misteri alkitab, atau
Kain Turin, atau Cawan suci. Berbicara tentang merek, misteri dapat menjadi
sangat effektif untuk menarik perhatian kita. Coca-cola, misalnya, membuat
misteri dengan resep rahasianya—resep yang misterius sekaligus yang unik dari
buah, minyak dan bumbu yang disimpan perusahaan dalam sebuah save deposit box bank Atlanta. Formula
tersebut sangatlah misterius sehingga banyak usaha yang dilakukan untuk
mendapatkannya.
Maaf, tetapi apa art semua ini? Semua ini hanyalah
omongan asal jadi—namun merupakan sebuah misteri.
Ritual,
takhayul, agama—baik kita sadari maupun tidak, memberikan kontribusi pada apa
yang kita pikirkan tentang kapan kita melakukan pembelian. Bahkan seperti yang
ditunjukkan oleh hasil penelitian pemindaian otak yang kami lakukan.
Produk-produk yang palin sukses di pasaran adalah produk-produk yang memiliki
kesamaan terbanyak dengan agama. Misalnya Apple, merupakan merek yang paling
terpopuler dan paling menguntungkan yang
pernah ada.
SEKARANG MUNGKIN ANDA berpikir bahwa semua ini baik dan
sangat bagus, namun adalah bukti secara ilmiah yang mengatakan bahwa merek
memiliki kesamaan dengan spiritualitas dan agama?
Untuk
porsi penelitian ini saya memilih untuk menguji kekuatan beberapa merek kuat
seperti Apple, Guinness, Ferrari, and Harley Davidson, bukan hanya semua itu
merupakan merek-merek terkenal melainkan karena menurut saya merupakan merek
yang “Swashable” (bisa dihancurkan). Jadi mengapa produk-produk ini dapat
disebut “swashable”? saya menggunakan merek “swashable’ pada penelitian ini
karena cenderung melihat lebih kuat dan melibatkan emosi—dengan kata lain
memiliki pengikut yang setia dan bersemangat. Namun untuk mendapatkan gambaran
yang lebih baik dari hubungan kita dengan merek-merek yang lebih kuat, saya paham
bahwa saya perlu menguji respon para sukarelawan kita bukan hanya terhadap
merek-merek yang kuat melainkan juga terhadap merek-merek yang lemah seperti
Microsoft, BP, dan British Telcom, karena semua merek ini saya anggap
menghasilkan rase emosi yang terbatas bahkan negatif pada konsumen. Dengan kata
lain merek-merek tersebut tidak meninggalkan kesann apapun terhadap kita.
Sebagai rangkuman, penelitian kami menunjukkan bahwa
emosi/perasaan yang kita alami (paling tidak bagi kita yang merasa sebagai pengabdi
yang baik) pada saat kita melihat gambar iPods, Guinnes, dan mobil sport
Ferrari sama dengan perasaan yang dihasilkan oleh simbol-simbol agamis seperti
salib, tasbih, Bunda Teresa, Bunda Maria, dan Alkitab.
Bahkan reaksi-reaksi
para sukarelawan kami terhadap ikon-ikon agamatidak hanya mirip, tetapi hampir
identik. Pada saat sukarelawan melihat merek-merek yang secara emosional/penuh
perasaan, daerah otak mereka yang benar-benar berbeda ternyata menjadi aktif,
yang menunjukkan bahwa merek-merek yang lemah sama sekali tidak memberikan
hubungan yang sama.
BAB
7
MENGAPA
AKU MEMILIHMU?
Proses berpikir rasional sebenarnya terjadi di kepala
Anda tersebut dibangun berdasarkan
hubungan hal-hal yang terjadi selama hidup Anda—beberapa diantaranya adalah
hubungan yang positif dan beberapa yang lain adalah hubungan yang negatif—yang
bahkan tidak Anda sadari. Proses berpikir ini terjadi karena pada saat membuat
keputusan tentang apa yang akan kita beli, otak kita mengumpulkan dan memindai
memory, fakta-fakta, dan perasaan dalam jumlah yang amat besar lalu menyelipkannya dalam respon
yang sangat cepat, yaitu sebuah penyeleksian yang menggunakan jalan pintas yang
memungkinkan Anda bergerak dari A ke Z hanya dalam beberapa detik, dan semua
itu tercatat dalam bentuk belanjaan yang baru saja Anda masukkan ke troli
belanjaan Anda.
FILSUF YUNANI Socrates pernah memberitahu muridnya agar
membayangkan bahwa pikiran kita seperti lilin kotak yang besar “yang bisa kita
stempel/beri tanda tentang apa yang kita pikirkan”. Menurut Socrates apapun
yang tercetak diatas lilin akan selalu kita ingat dan ketahui karena gambar
tersebut akan teus tercetak disana. Dan kita masih mengatakan bahwa sebuah
pengalaman “akan meninggalkan kesan”.
Sejenak,
bayangkanlah bahwa Anda seorang anak yang berusia enam tahun. Anda baru saja
pulang sekolah. Sesampainya di rumah, tiba-tiba Anda merasa sangat lapar, dan
dengan segera menuju dapur untuk mencari tahu bau harum apa yang ada disana.
Pada saat membuka pintu oven, Anda melihat sebuah mangkuk kue Le Creuset. Anda
segera mengambil mangkuk tersebut dan tiba-tiba ujung jari Anda serasa
tersengat. Ternyata mangkuk itu masih panas. Anda pun menangis. Kedua orangtua
Anda bergegas menghampiri dan kemudian menganggap bahwa luka ujung jari Anda
tidak terlalu parah. Setengah jam kemudian, Anda sudah bermain dengan
kereta-keretaan, dinosourus, dan boneka hiu Anda.
Tanpa sadar, neuron-neuron di otak Anda telah membentuk
sebuah persamaan dengan rasa sakit yang menghubungkan antara “oven dan panas”
dengan “ujung-ujung jari” dan “pemanggang” serta “sakit yang bukan main”.
Kesimpulannya, konsep hubungan ini dengan bagian-bagian tubuh serta rasa yang
dihasilkannya menciptakan suatu yang disebut somatic markers yang menurut
ilmuan Antonio Domasio adalah sejenis penanda/pembatas buku atau jalan pintas
di otak kita.
Penanda
ini berfungsi untuk menghubungkan pengalaman-pengalaman atau perasa-perasaan
dengan reaksi tertentu yang diperlukan. Dengan kita menuju pengambilan
keputusan yang kita tahu akan memberikan yang terbaik, hasil yang paling
sedikit menimbulkan sakit. Dan setelah bertahun-tahun kita melewati usia enam
tahun, kita telah tahu apakah benar memberikan ciuman perpisahan kepada seorang
pembawa acara yang baru kita temui setelah sebuah pesta koktail, atau apakah
aman mengedarai mobil ke danau, atau bagaimana cara mendekati seekor anjing
herder. Jika seseorang bertanya kepada kita tentang apakah ini benar atau
salah, ini aman atau itu tidak, sebagian besar kita akan menjawab dan merespons
bahwa semua itu adalah insting.
Namun,
penanda-penanda somatik bukan hanya merupakan sekumpulan koleksi refleks pada
masa kanak-kanak atau remaja. Ketika itu, setiap harinya kita membuat
penanda-penanda somatik baru dan menambahkannya ke kumpulan yang sudah
menggunung di tempatnya.
Kenyataannya, tanpa penanda-penanda somatik kita tidak
akan bisa mengamil keputusan—sama halnya dengan memarkir mobil secara paralel,
mengendarai sepeda, menyetop taksi, memutuskan berapa banyak uang yang harus
diambil di ATM, menyalakan lampu tanpa harus kesetrum, atau mengambil casserole
dari oven.
Sebagai contoh, mengapa banyak konsumen memilih untuk
membeli mobil Audi dibandingkan mobil lain yang desainnya sama menariknya?
Tingkat kemanan sama tingginya, dan harganya hampir sama? Mungkin itu ada
hubungnnya dengan slogan perusahaan Vorsprung
durch Technick saya sangat yakin bahwa banyak sekali orang di luar Jerman
yang mengerti artinya (secara kasar, frasa tersebut berarti “kemajuan dan/atau
awal untuk memulai teknologi). Namun, bukan itu intinya. Sebagian orang akan
menebak dengan benar bahwa ini adalah bahasa Jerman. Otak kita juga akan
menghubungkan “kendaraan roda 4” dengan Jerman dengan segala sesuatu yang
telahkita dapat selama bertahun-tahun bahwa mobil yang berstandart tinggi,
presisi, konsisten, kuat, effisien, dan terpercaya. Hasilnya kita meninggalkan
showroom mobil sambil memegang kunci mobil Audi.
Mengapa
begitu? Kita jarang menyadarinya, tetapi faktanya adalah bahwa di dunia yang
padat dengan mobil-mobil yang sebagian besar tidak bisa dibedakan,
penanda-penanda somatik yang menghubungkan dengan Jerman dengan kesempurnaan
teknologi menjadi hidup dalam otak kita dan membimbing kita menuju merek-merek
tertentu.
Bagi
para pengiklan adalah mudah dan murah untuk membuat penanda somatik dalam otak
para konsumen. Mari kita ambil contoh dari kehidupan nyata. Bagaimana Anda tahu
bahwa Anda harus melihat ke kanan dan ke kiri dulu sebelum menyebrang jalan?
Kemungkinan besar Anda pernah mengalami pengalaman yang tidak mengenakkan—dan
sejak saat itu penglaman tersebut tertanam di otak Anda hingga sekarang. Karena
penanda somatik biasanya dihasilkan dari dua elemen yang saling tidak cocok.
BAB
8
SEBUAH
INDERA YANG LUAR BIASA
Saya
tidak membantah bahwa penglihatan merupakan faktor penting yang mentukan
keputusan kita untuk membeli, namun seperti yang akan kita tunjukkan dari hasil
pengujian berikut, dalam banyak kasus
penglihatan tidaklah sekuat yang kita duga sebelumnya—dan ternyata
indera penciuman dan pendengaran kita secara potensial jauh lebih potensial
tidak seperti yang kita bayangkan sebelumnya. Bahkan, dalam kategori yang
memiliki cakupan luas (bukan saja yang tampak seperti makan-makan), indera
pendengaran dan penciuman bahkan lebih kuat dibandingkan penglihatan.
Para pengiklan telah lama berasumsi bahwa logo adalah
segalanya. Perusahaan telah menghabiskan ribuan jam serta jutaan dolar untuk
menciptakan, merekayasa, mengasah, menguji, dan memastikan logo-logo mereka terekam
di wajah, kepala, dan di bawah kaki kita. Memang mereka telah lama berfokus
pada mengarahkan dan memotivasi para konsumen secara visual. Namun, faktanya,
gambaran visual akan jauh lebih efektif dan mudah diingat bila digabungkan
dengan indera lain, seperti pendengaran dan penciuman. Untuk lebih melibatkan
kita secara emosi, berbagai perusahaan menemukan sesuatu yang menurut mereka
lebih baik daripada hanya membanjiri kita dengan logo, yaitu mengikutsertakan
aroma ke hidung kita dan masik ke telinga kita.
Itulah
yang disebut Sensory Branding.
UNTUK DUA percobaan pertama kita, yang berhubngan dengan
merek dan indera-indera kita, para sukarelawan akan menguuji dua aroma sampel
sebuah perusahaan jaringan restoran cepat saji—kita sebut saja namanya Pete’s—dan
memilih aroma mana yang baik untuk mendampingi item tertentu.
Dalam
bulan-bulan berikutnya, Dr. Calvert dan timnya menampilkan gambar-gambar
(termasuk logo) serta aroma parfum dari 4 merek terkenal kepada 20 orang subjek
penelitian kami. Pertama-tama gambar tersebut ditampilkan secara terpisah dari
aroma parfumnya, baru kemudian secara bersamaan. Produk-produk yang
diikutsertakan adalah Johnson & Johnson No More Tears, Sampo Dove, Segelas
Coca-cola yang sangat dingin, bersamaan dengan gambar- gambar dan aroma yang
berhubungan dengan restoran Pete’s dan jaringan internasinal restoran cepat
sajinya. Dengan menekan tombol di alat yang mereka pegang, para sukarelawan
dapat mengatur pemasangan gambar- gambar dan parfumnya, serta menilai dari apa
yang mereka lihat dan cium dengan skala 9 poin, mulai dari sangat tidak
menyenangkan hingga sangat menyenangkan.
Setelah mengolah data yang masuk, Dr. Calvert menemukan
bahwa saat ditunjukkan gambar- gambar dan aroma parfum-parfum tersebut sebagian
besar sukarelawan merasa masing-masing gambar- gambar dan aroma parfum tersebut
menyenangkan untuk dilihat dan dicium.
Ahli ini
menunjukkan bahwa kita sebagai konsumen sama terayu oleh penglihatan atas
sebuah produkdan aromanya. Namun, saat Dr. Calvert menampilkan gambar- gambar
dan aroma parfum secara bersamaan, dia menemukan bahwa secara umum sukarelawan
menilai kombinasi antara gambar-gambar dan aroma parfum jauh lebih baik bila
ditampilkan apabila gambar- gambar dan aroma parfum itu ditampilkan
sendiri-sendiri.
Jadi, apa yang terjadi dalam otak kita yang membuat kita
menyukai gambar atau bau tertentu, dan bukan yang lainnya? Seperti yang
dijelaskan Dr. Calvert, pada saat kita melihat dan mencium sesuatu yang kita
rasa suka secara bersamaan kita meresponnya juga secara bersamaan.
Diantaranya adalah bagian kanan medial orbitofrontal
cortex, yaitu bagian otak yang berhubungan dengan persepsi atas sesuatu yang
menyenangkan dan disukai. Namun, jika sebuah merek tidak cocok sama sekali
dengan aroma yang di pasangkan, terjadi aktivitas pada bagian kiri lateral
orbitofrontal cortex, yaitu bagian otak yang berhubungan dengan persepsi
tentang sesuatu yang tidak disukai atau ditolak, yang membuat para sukarelawan
memberikan respon tidak suka atas kombinasi tersebut.
Akan
tetapi, penemuan Dr. Calvert yang membuat saya terkagum-kagum.dalam percobaan
yang didasarkan pada penglihatan dan penciuman, dia menyimpulkan bahwa bau
mengaktifkan area otak yang sama banyaknya dengan yang diaktifkan indera
penglihatan pada saat melihat logo tersebut. Pendek kata, jika Anda mencium bau
donat, anda akan cenderung menggambarkannya di kepala Anda—begitu juga dengan
logo dunkin’donuts atau Krispy Kreme.
Jadi, sementara para perusahaan mengahbiskan jutaan
bahkan milliaran dollar untuk memenuhi trotoar, ruang udara, dan setiap tempat
dengan logo-logo mereka, mereka juga akan sama baiknya dengan usaha merebut
perhatian kita—mungkin akan lebih baik lagi—dengan menarik indera penciuman
kita.
Namun,
bagaimana bisa penciuman mengaktifkan beberapa area yang sama dari otak sebagai
visi? Sekali lagi ingatlah Neuro-neuron cermin..
Seperti yang dapat Anda lihat, indera-indera kita
sangatlah penting dalam membantu kita menterjemahkan apa yang sedang terjadi di
sekeliling kta dan memainkan peran
penting dalam tidak tanduk kita. Dari semua indra kita, penciuman adalah yang
paling utama dan paling mendasar. Dari indra penciuman inilah lahir para
leluhur kita menciptakan cita rasa makanan, mencari pasangan hidup, dan
mendeteksi datangnya musuh.
Pada saat menciuum sesuatu, sensor penerimaan rangsangan
bau di hidung kita langsung mengarah ke sistem limbic, yang mengendalikan
emosi, ingatan, serta perasaan sehat/fitnya tubuh. Hasilnya, usus langsung
merespon secara spontan.
Jadi, tidaklah mengejutkan bahwa tidak butuh waktu lama
lagi pemasar-pemasar hebat untuk menempelkan aroma-aroma tertentu pada produk
yang mereka jual. Toko Elektronik Samsung yang terbaik di New york City berbau
melon segar. Aroma khusus ringan ini dimaksudkan untuk membuat konsumen merasa
santai dan serasa berada di sebuah pulau di laut selatan. Dan, dengan kondisi
itu mereka diharapkan tidak akan lari ketakutan saat melihat harganya.
INDRA PENCIUMAN sangat erat hubungnnya dengan cara kita
memperlakukan merek atau produk. Apakah hal yang sama jika berlaku untuk indra
sentuhan? Dalam buku best sellernya why
we Buy,guru ritell Paco Underhill menulis tentang pentingnya menyentuh
bahan pakian sebelum membelinya. Kita suka sekali mengusap, meraba, dan
menempelkan jari-jari kita ke bahan lain. Seperti sebuah uji indra.
Aturan umum dalam industri telur adalah bahwa semakin
banyak kuning telur, semakin menarik bagi konsumen. Sebetulnya itu bersifat
instingtif, mungkin adaptassi yang berevolusi yang menghindarkan para leluhur
kita untuk memakan telur rusak. Pada kecepatan berapapun Anda mewarnai makanan
ayam, warnanya akan berimigrasi ke kuning telur. Jadi peternak telur dapat
meningktakan kadar warna telur mereka dengan menambahkan warna pada makanannya.
Tugas saya adalah membantu perusahaan ini membuat warna kuning telur yang
sempurna.
Untuk ulasan etika, saya tidak bisa mendukung ide
menambah kan pewarna buatan ke makanan si ayam. Sebagai gantinya saya mencari
tahu vitamin apa yang dapat ditambahkan kedalam makanan si induk ayam yang akan
menhasilkan telur yang memiliki kuning telur yang berwarna mulai dari kuning
muda ke kuning hingga ke kuning tua, serta semua variasi kuning yang ada.
BAB
9
DAN
JAWABANNYA ADALAH...
MENURUT KABAR, SEBELUM peluncurannya, neuromarketing dan
memprediksi masa depan adalah sebuah teobosan dan pionir dalam bidang penemuan,
yang harus kita miliki. Situs-situs internet mengumbar kabar-kabar,
tebakan-tebakan liar serta andai-andai yang tak pernah henti. Ini merupakan
revolusi dalam dunia transportasi. Ini
akan menawarkan mobil-mobil yang sudah tak terpakai. Ini akan menghilangkan
sepeda dan sepeda motor dari jalan raya dan trotoar.
Seperti
yang telah saya sebutkan dalam Bab 1, sekitar 80% dari seluruh produk yang
diluncurkan akan gagal dalam tiga bulan pertama. Mulai dari minuman ringan,
kertas tisu, wafer coklat, hingga pengering rambut, daftar produk gagal di
pasaran sudah seperti belanja bulanan.
Di Inggris Raya (UK), ada cerita yang mirip kisah segway.
Apakah sinclair CS, sebuah sepeda motor mini dengan satu temapt duduk, berwarna
putih dijalankan dengan baterai, yang tampak seperti apa yang dikendarai kato
selain Green Hornet, merupakan masa depan alat transportasi di Kepulauan
Inggris raya.
Bahkan
Coca-cola pun mengalami kegagalan produk yang memalukan. Masih ingat New Coke
tahun 1985? Meskipun survei dan penelitian terhadap konsumen menunjukkan hasil
yang baik, begitu pula memasuki pasaran dengan promosi yang besar-besaran,
penjualan produk tersebut tidak berjalan lancar. Perusahaan pun terpaksa
menariknya. Apakah kasusnya ditutup? Tidak, pada tahun 2006, perusahaan
mengumumkan bahwa mereka meluncurkan jenis baru yang menunjukkan yang berisi
sedikit kopi, yang di berinama Coca-Cola Blak. Dua tahun di pasaran produk
tersebut dipuji-puji oleh para eksekutif coke sebagai “produk yang memiliki
rasa dingin yang menyegarkan khas coca-cola yang diakhiri dengan rasa kopi”.
“hanya Coca-Cola yang dapat menghasilkan produk unik seperti ini,” kata Katy Bayre,
senior vice president Coca-Cola
Amerika Utara. Namun, konsumen tidak tertarik, penjualannya buruk, dan
kira-kira satu tahun kemudian coke menghentikan produksinya.
Beberapa
produk tembakau memiliki nasib yang sama. Intinya baik soda, rokok, video game,
maupun produk apapun itu di muka bumi
ini, perusahaan-perusahaan sangatlah menyedihkan dalam memprediksi bagaimana
kita sebagai konsumen akan merespon produk-produk mereka.
Mengapa begitu? Kita jarang menyadarinya, tetapi faktanya
adalah bahwa di dunia yang padat dengan minuman yang sebagian besar tidak bisa
dibedakan, penanda-penanda somatik yang menghubungkan dengan Jerman dengan
kesempurnaan teknologi menjadi hidup dalam otak kita dan membimbing kita menuju
merek-merek tertentu.
Jadi, apakah neuromarketing merupakan jawaban untuk
doa-doa perusahaan? Dapatkah sesuatu yang mulai muncul dalam ilmu pengetahuan
baru yang berkembang ini menjadi ramuan ajaib—yang telah ditunggu-tunggu para
pengiklan dan para pemasar seumur hidup mereka? Atau dapatkah neuromarketing
membantu perusahaan menciptakan produk-produk yang beanr-benar di sukai
konsumen? Jika dapat, apakah neuromaketing berhasil di saat penelitian pasar
benar-benar gagal. Dapatkah neuromaketing di andalkan untuk memprediksi secara
ilmiah kegagalan sebuah produk?
DAPATKAH PEMIRSA TV menebak nama si penyanyi laki-laki.
Jawabnnya bisa siapa saja. Identitas si penyanyi disembunyikan di balik sebuah layar yang
tampak remang-remang. Ditengah sirine yang meraung-raung, gemuruh suara
penonton yang menusuk telinga dari podium. Menurut saya, sudah jelas bahwa,
kuis mania sudah hilang dari penyiaran, dan tampaknya tidak ada orang yang
lebih antusias dan liar selain si pembawa acara wanita yang berambut pirang.
Jika si penelepon menjawab salah, dia akan membanting teleponnya yang besar
berwarna biru telur tanpa perlu repot-repot mengucapkan, seperti “silakan
mencoba lagi”.
Satu jam
sebelumnya, subjek penelitian kami yang terdiri atas emapat grup dengan 50
orang laki-laki dan perempuan yang telah dipilih secara hati-hati untuk
mewakili populasi rata-rata dari penelitian, dimasukkan ke studio. Acara kuis
mania bukanlah satu-satunya acara tv yang akan kita saksikan dan di ujikan
kepada 200 orang sukarelawan disiang hari ini. Untuk memastikan hasil yang
akurat, kami memerlukan parameter/pembanding tambahan atau tongkat pengukur,
untuk memvalidasi hasil uji coba kami dan kami menemukannya dalam acara-acara
tv lain yang terbukti gagal dan terbukti sukses.
Nantinya para pemirsa akan menelepon dan memilih
kontestan favorit mereka, lalu yang terpilih akan lolos ke babak berikutnya. 24
jam sebelumnya kami telah memberikan DVD acara-acara tersebut dalam bentuk
pertanyaan dan minta para sukarelawan kami untuk menyaksikan kedua acara
tersebut lalu tidur dengan TV yang masih menyala untuk mengurangi efk kecanduan
terhadap sesuatu yang baru yang banyak kita alami apabila menyaksikan sesuatu
untuk pertama kalinya.
Pertama-tama, masing-masing sukarelawan akan mengisi
kuisioner yang bertanya tentang bagaimana perassaan mereka terhadap acara yang
baru saja mereka saksikan. Cara kedua adalah kami yang akan mengintip ke otak
mereka. Pada akhir penelitian. Peneliti akan memeriksa hasi pemindaian otak
lalu dicocokkan dengan hasil kuisioner untuk mencari tahu apakah keduanya
cocok.
PENGGOSIP DAN BERLIDAH TAJAM, kim dan angie, sepasang
wanita setengah baya yang senang mengurusi urusan orang lain dan di nyatakan
sebagai ratu kebersihan, memasuki sederetan rumah di New York city. Eksperesi
mereka sangat lah mengesankan. “kami merasa sangat, sangat jijikmelihat isi
rumah ini,” kata mereka sambil mengamati lebih jauh rumah yang tampak tak
terurus itu. Tak lama kemudian, sebuah rumah kotor seperti sarang burung milik
si kakak beradik Janet dan Katy telah berubah menjadi sebuah istana—yang penampilannya
seperti zane, dengan hiasan pilar dari lilin di sana-sini. Penataan ulang pun
selesai.
Pernyataan kami adalah: apakah para pemirsa akan lebih
menyukai acara ini di bandingkaan kuis mania? Dan, bagaimana dengan tingkat
kesuksesannya dibandingkan dengan acara The Swan? Pendeknya, berdasarkan
respons otak para pemirsa terhadap ketiga acara TV yang di uji hari itu di Los
Angeles, acara The Swan menunjukkan ketertarikan emosi terendah, acara how clean is your house? Paling tinggi
mengikat emosi pemirsanya, dan acara kuis mania berada di antara kedua acara
tersebut. Oleh karena itu, kami menyimpulkan bahwa kuis mania jika jadi
ditayangkan akan lebih sukses jika dibandingkan dengan acara The Swan, namun
tidak akan sesukses acara how clean is your house?
BAB
10
MARI
TIDUR BERSAMA
SEORANG WANITA MUDA berbaring di atas kap mesin mobil
Ford mustang 1966. Disekelilingnya ada bunga – bunga kecil dan indah yang
membentuk angka 6 sebagai petunjuk tahun dan jumlah silinder mesin mobilnya.
Lalu ada take line di bawahnya six and the single girl.
Tahun 1977. Seorang wanita Skandinavia berambut pirang
yang sensual, yang sedang menggigit kalung mutiaranya, berkata, “untuk
laki-laki, tidak ada yang dapat mencukur seperti Nox jema, cukuran medis.”
Karena pria selalu mencukur kumis dan jenggotnya tanpa henti, si pirang
tersebut menambahkan, “lepaskan, lepaskan semua.”
Satu
dekade lalu, iklan tersebut menimbulkan banyak skandal di Amerika Serika. Apa
yang sedang terjadi dalam budaya kita? Apakah iklan/promosi sudah kterlaluan?
Apakah kita sudah termakan oleh sex? Bandingkan iklan-iklan tadi dengan
iklan-iklan di masa sekarang yang menampilkan tubuh-tubuh hampir telanjang yang
mengiklankan segalanya mulai dari parfum, alkohol, hingga pakaian dalam. Kita
ambil contoh sebuah iklan yang saya lihat baru-baru ini, yang menampilkan
seorang pria yang hampir telanjang dengan tangan di borgol kebelakang dan mulut
tersumpal kain sementara sepasang kaki yang ramping, panjang mulus, milik
seorang wanita yang dominan muncul di belakang si pria sambil menggoda dengan
.../ vaccum cleaner buatan Jerman.
Namun,
bukan hanya perusahaan parfum dan pakaian yang menggunakan seks untuk
memasarkan produk-produk mereka. Sebuah papan reklame yang mempromosikan HARD
ROCK CASINO di LAS VEGAS menampilkan sepasang bikini yang melorot di betis
seorang wanita dan take line nya
berbunyi: get ready to buck all night (bersiap-siap
lah untuk berjudi semalaman). Dan, bagaimana dengan iklan kamera Nicon cool pix yang menampilkan Kate Moss yang
sedang telanjang bulat dengan take line nya:
lihat lah kate seperti yang belum pernah
anda lihat ini.
Pendek
kata, seks dalam iklan ada dimana-mana—bukan hanya di iklan tv, majalah,
ruang-ruang iklan, dan internet, melainkan juga di badan bus yang anda naiki di
tempat kerja, di lorong- lorong restaurant mahal di kota anda, bahkan di udara di atas sepeda
anda. Namun, apakah seks diperlukan untuk menjual sesuatu? Model yang hampir
telanjang dan mengumbar gairah seks atau duta sebuah produk yang terlihat
menarik dan menggetarkan jiwa ketika merayu kita untuk membeli sebuah prouk
tertentu, bukan yang lain?
Apalagi?
Ternyata kelompok yang menyaksikan tayangan seks
in the city memiliki ingatan yang sangat buruk terhadap iklan-iklan yang
mereka lihat di bandingkan kelompok yang menyaksikan Malcom in the midlle—tampaknya ingatan mereka tentang iklan-iklan
yang mengumbar seks telah tertutupi oleh muatan seks yang ada dalam film itu
sendiri. Dan, para peneliti pun menyimpulkan bahwa “seks tidak menjual apapun
selain seks itu sendiri”.
MESKIPUN SEKS dalam iklan anda sudah ada hampir seabad
lalu—sebuah iklan print tahun 1920 menampilkan seorang wanita yang hampir
telanjang menjual tutup katup Shrader Universal, alat pengukur tekanan ban, dan
tutup anti debu saat para konsumen Amerika memikirkan lahirnya seks dn iklan,
suatu nama yang sering muncul di kepala mereka: Calvin Klein. Semenjak Tahun
1980, pada saat Broke Shields yang amsih berusia 15 tahun berkata, “Tidak ada
yang bisa menghalangi saya dan Calvin”, si desainer telah dikenal dari
iklan-iklannya yang bersemi dan bermuatan seks. Namun, iklan Broke Shields 1980
tersebut menghembuskan muatan seks remaja secara tersirat sehingga meningkatkan
penjualan jeans hingga 2 juta pasang celana perbulan, yang hanyalah awal dari strategi penjualan
yang membuat daya tarik seks diidentikkan dengan merek Kalvin Clein.
Masyarakat
Amerika Serikat pun marah, assosiasi keluarga amerika meluncurkan pengumuman
resmi kepada para peritel, meminta mereka untuk tidak menjual produuk Kalvin
Clein di toko-toko mereka. Tak lama kemudian, Dept. Kehakiman Amerika Serikat
bahkan melakukan penyelidikan untuk mencari tahu apakah Kalvin Clein telah
melanggar UU eksploitasi Pornografi pada anak-anak (ternyata tidak, dan Kalvin
Clein pun tidak pernah dituntut). Sebagai jawaban dari semua protes Kalvin
Clein menyatakan menolak semua tuduhan pornografi kepadanya dan menyatakan
bahwa mereka hanya menampilkan “sebuah kemewahan...sebuah kualitas dari dalam
diri manusia yang dapat ditemuka pada siapa saja di situasi yang paling biasa.”
Akhirnya, Kalvin Clein menarik iklannya dari media namun
kontroversinya menghasilkan berita dan publikasi yang lebih banyak tentang
dirinya.
Seperti halnya buku-buku yang dilarang beredar menjadi
fenomena tahun ini yang harus dibaca, seemakin banyak pengamat yang menyadari
bahwa taktik Kalvin Clein dengan iklannya yang memuat seks secara vulgar yang
membuat para konsumen bingung dan kemudian menariknya secara tiba-tiba
merupakan manuver sebuah public relation perusahaan
sebagai cerita mengejutkan dan menarik pperhatian seperti iklan itu sendiri.
Namun, masih tetap ada pertanyaan apakah yang sebenarnya
menjual, seks atau kontroversi? Bukti-bukti menunjukkan bahwa kontroversilah
yang menjual dan, tentunya, seks itu sendiri, yang berkaitan dengan
keberlangsungan hidup kita sebagai spesies masih tetap berpengaruh. Namun,
banyak kasus perhatian terhadap bentuk iklan itulah yang justru lebih penting
dibandingkan isinya yang vulgar. Walaupun seks dan kontroversi tidak dapat
dipisahkan, setidaknya dalam dunia periklanan yang berbicara tentang apa yang
benar-benar memengaruhi tingkah laku kita dan membuat kita membeli, kontroversi
dapat seringkali menjadi faktor potensial.
PERTANYAAN YANG MASIH tetap muncul adalah: jika seks dan
kecantikan tidak begitu penting dalam menjual sebuah produk, mengapa kedua hal
tersebut sangatlah penting dan berpengaruh dalam dunia periklanan dan
pemasaran? berkat pengujian pemindaian otak, untuk pertama kalinya, kita dapat
mengetahui alasa ilmiah dari pertanyaan:” mengapa” diatas. Jawabannya, terletak
pada neuron-neuron cermin.
Dalam
bab awal, kita melihat bagaimana neuron-neuron cermin memungkinkan kita
membayangkan diri sama menariknya dan disukai banyak orang pada saat mmenyaksikan remaja-remaja yang
menarik dan berpakaian keren. Hal yang sama juga berlaku untuk ketertarikan
terhadap seks hanya dengan mengamati seorang model keren yang sedang mengenakan
pakaian dalam yang keren di katalog Victoria Secret, sebagian besar wanita
dapap membayangkan rasa dan sentuhan produk tersebut di kulit mereka dan
merasa sama seksi dan sama menariknya
seperti wanita yang ada di dalam iklan. Seperti yang sudah saya sampaikan
sebelumnya, fenomena iniilah yang mendasari dunia periklanan saat ini, baik itu
iklan parfum yang di bintangi Scarlett Johanson maupun iklan berlian yang
dibintangi olh Elisabeth Taylor.
Dengan
kata lain, pada akhirnya saya percaya bahwa seks dalam iklan akan terbenam.
Iklan bermuatan seks di masa mendatang akan lebih cerdik dan terselubung.
Iklan-iklan tersebut akan menyampaikan pesan, tetapi tidak akan lengkap. Pendek
kata, masa depan seks salam iklan hanya merupakan pemicu awal dari perjalanan
di otak kita. Sekarang saatnya membiarkan otak kita yang mengambil alih
S
BAB
11
KESIMPULAN
DI BUKU INI, ANDA TELAH menyaksikan pertemuan bersejarah
antara ilmu pengetahuan dan marketing. Sebuah penyatuan dari 2 hal yang
jelas-jelas bertolak belakang yang saya harap membuka wawasan tentang bagaimana
membuat keputusan tentang apa yang akan kita beli—segalanya mulai dari makanan,
hp, rokok, bahkan kandidat pemimpin politik—dan alasannya. Sekarang anda dan
otak anda telah memiliki pemahaman yang lebih baik tentang apa yang menjadi
dasar serangan iklan yang memainkan kesuksesan tersembunyi, keinginan bawah
sadar, dan impian-impian kita yang tidak masuk akal serta hal-hal yang
memanfaatkan pengaruh yang sangat besar terhadap pola tingkah laku kita setiap
harinya. Berkat neuro imaging, sekarang kita dapat memahami dengan lebih baik
apa yang sebenarnya menyetir tingkah laku kita, pendapat kita, dan kesukaan
kita.
Memang
aneh tampaknya bila kita kaji bahwa butuh waktu cukup lama bagi iptek dan
marketing untuk saling bekerja sama. Padahal iptek telah ada sejak manusia
mulai bertanya-tanya mengapa kita bertingkah seperti ini. Dan, marketing,
sebuah penemuan di abad ke 20, telah banyak menanyakan pertanyaan yang sama
selama hampir 100 tahun. Iptek adalah fakta dan jawaban akhir. Di sisi lain,
para pemasar dan pengiklan telah lebih dari seabad mengharapkan hasil nya.
Faktanya, sebagian besar strategi marketing, iklan, dan branding adalah
permainan tebak-tebakan dan iklan-iklan yang sukses murni dianggap sebagai
takdir. Hingga sekarang, para pemasar dan pengiklan belum benar –benar tahu,
apa yang sesungguhnya mengendalikan keputusan kita, sehingga mereka harus
mengandalkan keberuntungan, kebetulan, kesempatan, atau menggemakan cara yang
lain lagi. Namun, sekarang kita tahu 90% keputusan konsumen berasal dari
kondisi bawah sadar.
Jadi,
sekarang lah saatnya kita mengubah pardigma. Di awal saya membandingkan para
pengiklan dengan Cristopher Colombus yang sedang memegang dan mengamati sebuah
peta bumi, yang dia percayai datar, yang tidak begitu jelas. Berkat percobaan
pemindaian otak, kita sekarang dapat melihat perubahan pemkiran yang hampir
seperti Aristoteles; para perusahaan mulai menyadari bahwa bumi itu bulat. Tidak
ada lagi pelayaran dan jatuh di tepi bumi dan masuk ke jurang yang sangat
dalam.
Para
pemikir neuro telah meneliti bagaimana otak kita membuat keputusan tentang
seberapa bersedianya kita mengeluarkan uang untuk sebuah produk. Pada saat para
subjek penelitian menyaksikan produk mewah seperti Louis Vuitton dan Gucci di
jual dengan harga penuh, “nukleus akumbens” dan “anterior singulate” di otak
mereka menyala, menunjukkan “antisipatori reward” bercampur dengan konflik
untuk membeli benda-benda mahal. Namun, pada saat mereka di tunjukkan produk
yang sama dengan potongan harga menarik, “konflik” sinyal tadi berkurang dan
bagian “aktivasi reward” pun naik secara terus menerus.
Namun,
mungkin pelajaran terbesar yang di dapat perusahaan dari neuro marketing adalah
bahwa metode penelitian tradisional, seperti menanyai para pelanggan mengapa
mereka membeli sebuah produk, hanya mendapatkan sebagian kecil dari proses otak
kita yang mendasari pengambilan keputusan. Sebagian besar kita tidak dapat
benar-benar mengatakan, “saya membeli tas Louis Vuitton karena tas itu menarik
rasa bangga saya dan saya ingin teman – teman saya tahu bahwa US $ 500,00” atau
“saya membeli baju Ralph Laurent karena saya ingin dikenal sebagai siswa
sekolah swasta yang santai, yang tidak perlu bekerja meskipun kartu kredit saya
sudah over limit”. Otak kita membuat keputusan yang sering kali tidak kita
sadari.
Akan
tetapi, meskipun kini kita telah mulai mengetahui bagaimana otak mempengaruhi
pola tingkah kita dalam membeli, masih banyak hal yang harus ditemukan para
ilmuwan. Jadi, bagaimanana penemuan neuroscience memengaruhi apa dan bagaimana
dari apa yang kita beli dalam waktu dekat? Saya yakin, obsesi kita tentang
membeli dan mengonsumsi akan terus meningkat seiring para pemasar yang semakin
baik membidik keinginan dan harapan pikiran bawah sadar kita.
No comments:
Post a Comment