SEJARAH PANASONIC
Konosuke Matsushita
Konosuke
Matsushita adalah orang yang berada di
balik nama besar Panasonic.Dia adalah orang yang mendirikan Panasonic
hingga menjadi Perusahaan besar saat ini.Dia Lahir pada 27 November 1894 di
Wasamura,sebuah desa di selatan Osaka yang kini bagian dari kota Wakama.Anak
bungsu dengan lima saudara permpuan dan tiga saudara laki-laki ini memiliki
masa kecil yang menyenangkan dan tanpa beban.Namun, ketika Konosuke berusia
empat tahun, ayah Konosuke kehilangan harta keluarga dalam spekulasi di pasar
beras, dan pergi ke Osaka tiga tahun kemudian untuk mencari pekerjaan.
Penuh perjuangan-sepertinya
beginilah hidup Konosuke digariskan.Beberapa bulan sebelum ia lulus sekolah
dasar,ayahnya memasukkan konosuke ke took tungku arang(hibachi) dan toko sepeda
Godai sebagai Pegawai Magang.Waktu itu usianya baru Sembilan tahun.
Konosuke kemudian menjadi pegawai
perusahaan listrik Osaka Electric Company, lalu keluar untuk mendirikan
perusahaan manufactur sendiri, Matsushita Electric Housewares Manufacdture,yang
kelak akan berkembang menjadi raksasa elektronik dunia, Panasonic.Dia meninggal
27 April 1989 pada umur 94 tahun.Meninggalkan berbagai inovasi
Teknologi,pemasaran,dan Manajemen yang mewarnai dunia manufaktur hingga saat
ini.
Masa Kecil Konosuke Matsushita
Nama
keluarga “Matsushita” artinya “di bawah pohon pinus”. Konon,nama ini di dapat
karena rumah keluarga mereka bernaung di bawah pohon pinus besar berusia 800
tahun. Sebagai pemilik tanah pertanian kecil,keluarga Matsushita termasuk kelas
atas dalam masyarakat. Ayah dan Ibu konosuke sangat saying terhadap konosuke
yang menjadi anak bungsu dalam keluarga tersebut. Konosuke menjalani masa kecil
yang sangat menyenangkan.Sayangnya, kesenangan,kebahagaiaan dan ketenangan ini
tidak berlangsung lama di dalam masa kecil konosuke.
Tanah pertanian keluarga konosuke
atau sering disebut sebagai keluarga Matsushita di garap oleh para buruh
tani,sehingga ayah Konosuke yakni Masakusu bisa menggunakan sebagian waktunya
untuk aktivitas politik dan pemerintahan.Ayah Konosuke adalah orang yang suka
bereksperimen dengan hal-hal yang baru dan berbeda, termasuk berspekulasi di
Pasar Bebas. Saat itu, kesempatan investasi ini sepertinya menjanjikan
keuntungan yang pasti dan cepat. Sayang sekali, pengetahuan Masakusu dalam
bidang investasi tidak cukup banyak untu bisa mendapatkan apa yang
diinginkannya,sehinnga alih-alih mendapat untung besar, ia malah terus menerus
rugi dan akhirnya bangkrut.
Keluarga
Matsushita terpaksa menjual tanah dan rumah yang selama ini sudah merupakan
warisan turun-temurun dalam kelurga mereka. Mereka pun terpaksa meninggalkan
desa dan mencari pekerjaan di kota terdekat dari desa tersebut,yaitu Wakayama.
Di Wakayama, Masakusu membuka toko bakiak kayu dengan uang yang tersisa dari
hasil menjual rumah dan tanah mereka tersebut. Namun usaha itu hanya
berlangsung tidak lama yaitu selama 2 tahun,dan kemudian untuk kedua kalinya
keluarga Konosuke gulung tikar. Pada tahun 1902, Masakusu yakni ayah Konosuke pergi
ke Osaka untuk bekerja di sebuah sekolah swasta yang baru saja di buka untuk
anak-anak tunanetra dan tunagrahita.
Sedangkan ayahnya pergi ke Osaka
untuk bekerja,Konosuke sendiri menempuh sekolah dasarnya di Wakayama. Namun
sebelum ia sempat menyelesaikan kelas limanya, Konosuke putus sekolah karena
ayahnya meminta Konosuke untuk bekerja magang di toko tungku arang (hibachi) milik kenalan baik ayahnya
yakni Tuan Miyata di Osaka. Jadi pada usia yang belum genap sepuluh tahun,ia
harus berpisah dengan ibunya dan bekerja di Osaka. Di toko Tungku arang
tersebut.
Konosuke
bekerja sejak pagi dengan membersihkan toko tersebut.Sesudah toko bersih dan
tak ada noda sama sekali konosuke akan lanjut bekerja lagi yakni memoles Tungku
dan menjaga anak majikannya.Begitulah sehari-hari,walaupun usianya yang masih
anak-anak dan masih tidak pantas untuk bekerja seperti itu,Konosuke tetap
bersemangat dan menyayangi pekerjaanya. Begitulah sehari-hari, sampai malam
tiba dan waktunya untuk tidur,ia langsung tertidur karena sudah kelelahan.
Meskipun gajinya tidak seberapa,hanya sekeping koin lima sen, tapi konosuke
sangat bangga dan senang.
Sayang sekali, baru tiga bulan
Konosuke bekerja magang dan menikmati gajinya yang tidak seberapa namun dari
hasil jeripayahnya sendiri di toko tungku arang itu, Toko milik Miyata itu
tutup. Meskipun Tokonya tutup, Miyata peduli dengan kondisi Konosuke.Ia
mengusahakan agar Konosuke mendapat pekerjaan baru. Ternyata Miyata mendapatkan
pekerjaan yang cocok untuk Konosuke yaitu dengan bekeja di toko sepeda milik
kenalan Miyata, yaitu Godai Otokichi. Saat itu, sepeda masih tergolong barang
mewah yang harganya mencapai 100 sampai 150 sen, dan kebanyakan masih di impor
dari Amerika Serikat dan Inggris. Toko sepeda tempat Konosuke bekerja itu juga
menangani pengerjaan logam berskala kecil.Sehingga di tempat itu Konosuke
dengan cepat bisa menggunakan menggunakan mesin bubut dan alat-alat lain dengan
mahir.
Oleh
Tuan dan Nyonya Godai,Pemilik Toko sepeda tersebut,Konosuke diperlakukan
layaknya anggota keluarga tersebut dan Konosuke sangat beruntung karena mereka
sangat menyayangi Konosuke, tentu hal ini juga dipicu oleh kebaikan dan
Kedisiplinan Konosuke juga. Tak heran Konosuke sangat betah tinggal dan bekerja
di tempat itu. Tak terasa sudah lima tahun, ia menghabiskan waktu yang sangat
menyenangkan baginya di keluaraga Godai tersebut. Sebenarnya, Konosuke
berencana meninggalkan pekerjaan magangnya itu bukan karena alasan buruk melainkan
karena Konosuke ingin mencari pekerjaan lain yang memungkinkan ia bisa
mengambil sekolah malam dan menyelesaikan pendidikannya. Namun, Ayahnya,
Masakusu meyakinkan Konosuke untuk tetap tinggal di toko sepeda tersebut.
Menurut ayahnya, keterampilan yang di miliki Konosuke menjamin masa depan
Konosuke dan Konosuke harus bisa sukses sebagai wirausahawan sehingga bisa
mempekerjakan orang yang berpendidikan.
Pada tahun 1906,Ibu dan kakak-kakak
permpuan Konosuke meninggalkan Wakayama dan pindah ke Tenma, bagian selatan
Osaka. Ibu Konosuke yang sangat menyayanginya ingin putra bungsunya itu tinggal
bersama mereka dan mengusulkan agar Konosuke bekerja sebagai penjaga toko pada
siang hari dan sekolah pada malam hari. Namun usul ini ditolak oleh ayah Konosuke
sendiri, Masakusu ingin Konosuke tetap meneruskan masa magangnya karena tak
lama lagi Konosuke bisa memulai usaha sendiri dan menjadi mandiri. Dan Masakusu
yakin bahwa ini lah jalan terbaik untuk hidup Konosuke. Dan Konosuke mengikuti
saran ayahnya tersebut.(Belakangan setelah sukses ia berkata,”Sekarang saya
sadar kebenaran perkataan ayah saya dan betapa saya mendapatkan manfaat banyak
dari jalan yang di tunjukkannya kepada saya”.).
Pada September 1906,Ayah
konosuke(Masakusu) jatuh sakit dan meninggal hanya beberapa hari kemudian.Ayah
Konosuke meninggal pada usia 51 tahun.Kematian ayahnya ini menjadikan Konosuke
yang waktu itu masih berusia sebelas tahun harus menjadi kepala keluarga.Hal
ini karena kedua kakak laki-laki Konosuke telah wafat sebelumnya.
Untuk membantu menopang ekonomi
keluarganya,seperti yang di nasehatkan oleh ayahnya,Konosuke tetap bekerja di
toko sepeda Godai.Konosuke membantu kepala pramuniaga memamerkan sepeda kepada
para pembeli.Sebenarnya ia ingin sekali menjual sepeda,tetapi tugas ini
dianggap terlalu berat untuk pegawai muda yang magang,sehingga kesempatan itu lama
datangnya.Namun, Kesempatan itu
akhiranya datang juga,yaitu ketika kepala pramuniaga waktu itu sedang keluar
dan ada telepon dari seseorang ingin melihat-lihat sepeda.Konosuke akhirnya
menggantikan kepala pramuniaga dan punya kesempatan menjual sepeda.Pembeli
sepeda itu bernama Tetsukawa dan ia tampaknya senang dan puas dengan cara kerja
Konosuke.Sebenarnya Tatsekawa ingin mendapat diskon 10% untuk sepeda yang baru
di belinya,tetapi akhirnya sepeda itu terjual dengan diskon 5%. Bagi Konosuke,
pengalaman ini sangat membanggakan dan selalu di kenangnya .
Sistem Trem di kota Osaka mulai
beroperasi pada tahun 1903 dan jaringan jalur trem di seluruh kota selesai di
bangun pada tahun 1909.Dengan adanya trem-trem tersebut,Konosuke berpikir bahwa
masa depan sepeda tidak akan begitu cerah .Oleh karena itu, Konosuke memutuskan
untuk keluar dari pekerjaanya di toko sepeda tersebut. Dengan pertolongan abang
iparnya, Konosuke melamar ke Osaka Electric Light Company. Saat itu tidak ada
lowongan di perusahaan tersebut dan ia harus menunggu tiga bulan sampai ada
lowongan. Selama menuggu lowongan itu, ia bekerja sebagai operator truk tangan
di perusahaan semen. Penantiannya tidak sia-sia. Akhirnya pada 21 oktober
1910,Konosuke direkrut oleh Osaka Electric Light Company untuk bekerja di
bagian pemasangan listrik dalam ruangan di kantor cabang Saiwaicho. Ketika itu
usianya lima belas tahun. Sebagai asisten Teknisi yang memasang listrik di rumah
dan kantor, Konosuke pergi ke sana kemari dengan membawa gerobak roda dua
berisi aneka alat dan perkakas. Bakatnya menonjol di bidang ini,sehingga tak
lama kemudian, Ia naik pangkat menjadi teknisi instalasi hanya dalam tiga
bulan, Padahal posisi ini biasanya di berikan setelah bekerja satu tahu. Atas
prestasinya ini, Kemudian ia dipindahkan ke kantor cabang baru di bagian lain
kota Osaka.
Dari usia 16 tahun sampai ia menikah
pada usia 20 tahun, Konosuke tinggal di rumah salah satu teman kerjanya. Ia senang
bekerja sampai lupa sekolah kembali. Atas desakan teman-temannya,ia sekolah
lagi di Kansai Commercial and Industrial School, satu-satunya sekolah malam di
Osaka saat itu. Dia bergabung dalam kelas yang berisi 500 murid. Setahun
kemudian, sekitar 380 orang lulus dalam program tersebut. Waktu itu Konosuke
mendapat peringkat ke-175, kemudian melanjutkan ke program regular dengan
jurusan Teknik Elektro. Para instruktur tidak menggunakan buku teks sehinnga
para murid harus rajin menulis. Konosuke tidak sanggup dengan metode ini dan
akhirnya putus sekolah.
Proyek besar yang pernah si tangani
Konosuke saat menjadi teknisi pemasangan listrik adalah sambungan listrik untuk
papan nama berlampu di resor pemandian tepi pantai di Taman Hamadera, Sakai
(1912). Proyek besar lainnya adalah pemasangan listrik di distrik Shinsekai
1912. Karena fisiknya memang lemah sejak lahir, jatuhlah dia. Akibat peristiwa
itu, lender mulai memenuhi rongga paru-parunya.
Saat
Konosuke berusia 20 tahun, Ibunya meninggal dunia, yaitu pada tahun 1913.
Sepeninggal ibunya, Kakak tertuanya mendesak Konosuke untuk segera menikah.
Oleh karena itu kakaknya mengatur pertemuan dengan perempuan bernama Mumeno
pada mei 1915 di jalan depan theater Yachiyo daerah Osaka. Akhirnya mereka
menikah pada 4 september 1915 saat Mumeno berusia 19 tahun, dan tinggal di
Ikaino yang sekarang menjadi Distrik Ikono.
AWAL PERUSAHAAN
Konosuke Mendirikan Perusahaan Sendiri
Karier
Konosuke Dalam Perusahaan Osaka Electric Light Company terus menanjak. Prestasi
membuatnya cepat di promosikan ke posisi dengan gaji yang lebih tinggi. Pada
usia 22 tahun, dia menjadi inspektur-posisi tertinggi yang bisa di harapakan
seorang teknisi.
Sebelumnya,
Konosuke telah berusaha tanpa hasil untuk membuat pengawasnya terkesan pada
soket listrik baru yang di desain dan dibuatnya ketika waktu senggang.
Kini,tidak puas oleh pekerjaannya yang kurang menantang. Pikiran Konosuke
kembali melayang ke soketnya.
Konosuke teringat nasehat ayahnya
tentang keuntungan menjadi wirausahawan. Atas pertimbangan nasehat ayahnya dan
pekerjaan yang baginya kurang menantan, dia meninggalkan pekerjaan yang
memberikan keamanan financial dengan gaji yang lumayan pada 15 juni 1917. Ia
keluar dari pekerjaanya di Osaka Electric Light Company untuk mendirikan
perusahaan manufakturnya sendiri. Namun ia mengalami kendala biaya. Total
tabungan Konosuke kurang dari 100 yen; hamper tidak cukup untuk membeli
peralatan sederhana dan bahan—alat berat, tentu saja, jelas tidak mungkin.
Meskipun
demikian, ia tidak gentar dengan modalnya yang sangat minim itu. Dengan apa
yang ia miliki, ia mendirikan bengkel di rumah petak kecilnya yang berlantai
tanah bersama dua rekan kerja dari Osaka electric Light Company dan adik bungsu
Momeno, Toshio.
Perusahaanya tidak berjalan lancer.
Penjualan soketnya payah, dan pada akhir tahun 1917, mantan rekan kerja
Konosuke mengundurkan diri, meninggalkan Konosuke bersama Mumeno dan Toshio.
Catatan toko Gadai Mumeno menunjukkan masa-masa mereka harus bertahan nyaris
tanpa uang.
Penjualan yang tidak lancar membuat
perusahaan Konosuke bangkrut. Di ambang kebangkrutan, perusahaan itu di
selamatkan oleh pesanan tak terduga untuk seribu plat insulator kipas angin
lisrik. Dia bekerja dengan cepat dan saksama untuk memenuhi batasan waktu
pesanan tersebut. Dari pesanan pertama itu, pesanan lain datang. Ini memberinya
modal yang di butuhkan untuk memproduksi soketnya dan produksi perkabelan lain
secara missal.
Setelah itu Bisnis yang di
jalankan perlahan membaik dan Konosuke memiliki uang untuk berinvestasi. Ia
kemudian mampu menyewa rumah dua lantai dan mendirikan Matsushita Electric
Housewares Manufacture pada 7 maret 1918 yang merupakan cikal bakal Panasonic.
Stafnya terdiri daritiga orang, yaitu Konosuke yang berusia 23 tahun, Mumeno 22
tahun, dan adiknya Toshio Lue yang saat itu baru berusia 15 tahun. Tiga kamar
di lantai pertama rumahnya di ubah menjadi bengkel. Konosuke memasang dua mesin
pres yang di operasikan dengan tangan untuk mencetak insulasi. Meskipun
produksi dimulai dengan plat insulator kipas angin listrik, Konosuke yakin
bahwa ada pasar bebas yang belum digarap untuk alat-alat elektronik rumah
tangga yang tidak merepotkan dan berkualitas. Tak jarang, dia terjaga sampai
larut malam untuk memperbaiki desainnya, dan akhirnya memilih untuk memproduksi
dua produk baru yakni steker dan soket dua arah. Keduanya terbukti popular
karena memiliki kualitas yang lebih tinggi dibandingkan produk lain yang di
jual di pasaran,yaitu 30% hingga 50% lebih murah. Hal ini member perusahaannya
reputasi untuk produk berkualitas tinggi dengan harga yang relative murah. Pada
akhirnya tahun 1918, perusahaan Konosuke dapat mempekerjakan Karyawaan sebanyak
20 orang.
Awalnya
mereka menjual produk melalui satu outlet distributor tunggal, tetapi cara ini
berakhir akibat pemangkasan harga-harga besar-besaran oleh produsen lain.
Namun, Kemudian Konosuke mulai berurusan langsung dengan distributor lain.
Penjualan pun meningkat dan perusahaanya menemukan pijakan yang mantap untuk
menapakkan kaki.
Periode Kesuksesan Pertama
Setelah
akhir Perang Dunia I, Perkonomian Jepang mengalami Booming. Pabrik-pabrik
melakukan ekspansi, Sehingga tenaga kerja sulit di temukan dan di pertahankan.
Situasi ini membuat Konosuke menyadari betapa pentingnya memiliki tenaga kerja
yang bisa di andalkan. Setiap pagi, Dia akan menunggu di depan pintu bengkel,
bertanya-tanya apakah staf kemarin akan muncul atau tidak.
Tenaga kerja di perusahaanya pun
mulai bertambah. Seiring dengan bertumbuhnya jumlah tenaga kerja, Konosuke
mulai berpikir untuk membangun hubungan kerja yang sehat dengan para stafnya.
Metode untuk membuat bahan insulator adalah rahasia pada waktu itu, yang tidak
akan di beritahukan kepada kebanyakan orang ataupun perusahaan kecuali kepada
tenaga kerja yang paling di percaya. Konosuke merasa praktek ini menghalangi
Manajemen yang rasional dan akan menghambat pertumbuhan perusahaan. Kemudian
dia memaklumkan bahwa dia akan mengajarkan teknik-teknik perusaan kepada
siapapun yang mampu dan bahkan kepada karyawan baru.
Saat memasuki dekade baru, Jepang
tiba-tiba di hantam kepanikan. Kondisi ini menyebabkan perekonomian berbalik
arah seratus delapan puluh derajat. Bisnis di seluruh negeri gagal, yang
menyebabkan banyak orang kehilangan pekerjaan. Serikat pekerja menjadi semakin
Militan. Konosuke Memutuskan bahwa kerja sama dan persatuan seluruh anggota
perusahaan dibutuhkan untuk menhadapi situasi sulit yang tengah berlangsung.
Pada Maret 1920, dia membentuk “Hoichi kai” (Secara harafiah berarti
“Perhimpunan satu langkah”), Organisasi pekerja dimana semua dari kedelapan
puluh delapan karyawan perusahaan, termasuk dirinya sendiri, berpartisipasi.
Selanjutnya, Hoichi Kai memainkan peran penting dalam menyatukan karyawan
dengan menyelenggarakan even olahraga, kegiatan budaya, dan berbagai kegiatan
rekreasi lain.
Pada Februari 1920, Konosuke
mendesain logo perusahaan yang terdiri dari huruf M yang di tumpangi dengan
sebatang anak panah dan di kelilingi satu berlian lebar. Baginya gambar logo
ini menyimbolkan pencapaian target, mengatasi hambatan apapun yang mungkin di
temui sepanjang jalan karir perusahaan. Bulan Berikutnya, Maret, dia mengirim
Toshio Lue yang waktu itu beusia 17 tahun ke Tokyo untuk mengembangkan bisnis
penjualan disana.
Meskipun Perekonomian Jepang pada
saat itu memburuk, perusahaan Konosuke terus bertambah karena penjualan
produknya meningkat. Perusahaan itu menyewa rumah di sekitarnya untuk
meningkatkan produksi, tetapi tidak dapat mengimbangi permintaan. Untuk mengatasi
melonjaknya permintaan dan kapasitas produksi, pada tahun 1922, Konosuke
menyewa tanah seluas 230 m² tak jauh dari situ. Di tanah itu, Ia membangun
pabrik dan kantor yang selesai pada bulan juli. Pada akhir tahun itu, jumlah
karyawan mencapai lebih dari 50 orang. Dalam empat tahun setelah itu,
Perusahaan tersebut menjadi perusahaan berskala penuh dengan pabrik sendiri.
Konosuke
Matsushita memiliki antusiasme yang sangat besar untuk mengembangkan produk
baru sehingga ia menyiapkan pensil dan kertas di samping tempat tidurnya supaya
bisa menulis bila sewaktu-waktu dia mempunyai ide baru yang datang kepadanya
sewaktu ia tidur. Perusahaannya menjadi terkenal karena usaha dan kreasi
semacam itu.
Salah
satu kreasinya adalah lampu sepeda berbentuk peluru. Waktu itu, lampu lilin dan
lampu minyak lazim digunakan untuk sepeda. Meskipun lampu bertenaga baterai
juga di pakai pada masa itu, namun lampu seperti itu tidak dapat di andalkan
dan hanya bisa bertahan dipakai hanya dua atau tiga jam. Konosuke sendiri di
buat kesal oleh lampu lilin sepedanya yang sering mati ketika dia bersepeda
pada malam hari, dan lampu bertenaga baterai. Sebelum membuat lampu sepeda
berbentuk peluru tersebut, dia membuat banyak model tes selama enam bulan
sampai akhirnya ia menemukan desain berbentuk peluru tersebut. Lampu sepeda
berbentuk peluru tersebut dapat menyala selama 30 hingga 40 jam menggunakan
tiga baterai. Dia memproduksi lampu itu, dan mendemonstrasikan sampel untuk
distributor. Sayangnya citra lampu bertenaga baterai sangat buruk sehingga dia
tidak dapat meyakinkan mereka untuk membeli model barunya.
Menghadapi situasi demikian,
Konosuke tidak patah harapan. Ia yakin bahwa setiap produk yang bagus akan
tetap terjual, jadi dia meninggalkan sampel-sampel di toko dengan perjanjian
bahwa mereka akan membeli lampunya setelah terbukti bahwa lampu itu berkualitas
bagus. Dia begitu yakin pada produknya sehingga dia berani mempertaruhkan masa
depan perusahaannya demi lampu sepeda tersebut. Para Dealer mendapati lampu itu
berfungsi seperti yang di janjikan, dan pesanan mulai mengalir masuk. Namun
Konosuke kembali di uji, Gempa bumi besar Kanto melanda pada September 1923.
Dua Karyawan yang di tempatkan di Tokyo kembali ke Osaka dengan selamat, tetapi
jaringan penjualan perusahaan hancur.
Namun,
pada awal tahun 1924, Konosuke mendirikan kantor cabang Tokyo yang baru dan
bertekad membangun kembali jaringan penjualan perusahaan.
Bersama penandatanganan perjanjian
pemasaran eksklusif dengan Yamamato Trading Company, lampu sepeda berbentuk
peluru Konosuke di pasarkan dengan nama “Excel”. Takenobu Yamamato, presiden
perusahaan dagang tersebut, melihat produk tersebut sebagai mode sesaat,
sementara Konosuke melihatnya memiliki pasar yang bertahan. Gagasan mereka
tentang bagaimana mempromosikan lampu itu bertolak belakang, dan perselisihan
pun terjadi. Yamamato menolak segala upaya Konosuke untuk memandu strategi
pemasaran.
Sementara itu, Konosuke terlibat
dalam pengembangan produk lain, yaitu lampu baterai berbentuk kotak, yang ingin
di pasarkannya sendiri. Yamamato berpendapat bahwa perjanjian pemasaran juga
mencakup produk tersebut, dan menuntut konpensasi ¥10,000 untuk menyerahkan hak
pemasaran. Konosuke menyetujui tuntutannya, dan membayar untu memperoleh hak
memasarkan produknya sendiri. Terlepas dari perjanjian ini, Konosuke sangat
mengharagai Yamamato atas keterbukaan dan kejujurannya, tekad dan kelihaian
pemasarannya.
Untuk menjual lampu barunya,
Konosuke memikirkan sebuah merek. Suatu hari dia membaca kata Ingris
“Internasional” di surat kabar. Saat memeriksa kamus dia menemukan bahwa kata
dasarnya adalah “National” dengan arti “dari atau berhubungan dengan bangsa, Negara”.
Bagi Konosuke, arti ini sangat cocok dengan produknya, yang di lihatnya akan
sangat di perlukan oleh setiap rumah di Jepang, jadi dia mengadopsi merek
“National”. Pada april tahun 1927, Konosuke mulai memasarkan lampunya dengan
promosi yang berani. Ia mengirim 10.000 sampel ke toko-toko begitu saja, tanpa
kewajiban perjanjian. Lampunya sukses besar bahkan terjual lebih dari 30.000
unit perbulan dalam tahun pertama di pasaran.
Pada tahun 1927, perusahaan Konosuke merambah produk
elektrotermal, seperti radio. Peralatan yang menghasilkan panas dengan tenaga
listrik adalah barang mewah saat itu, dan tidak terjangkau oleh kebanyakan
rumah tangga. Konosuke yakin produk-produk ini dapat di produksi, dengan produk
yang memenuhi standart kualitas namun dengan harga yang terjangkau oleh rumah
tangga kebanyakan. Pada januari 1927, dia membentuk divisi pemanas listrik, dan
menempatkan Tetsujiro nakao untuk bertanggung jawab mengembangkan produk
setrika tersebut dan kemudian memasarkannya secara missal. Setrika itu harus
setara kualitasnya dengan produk yang sudah ada dan kalau memungkinkan harus
bisa melebihi kualitas produk yan sudah ada, dengan harga setidaknya 30% lebih
murah. Setelah tiga bulan, Nakao muncul dengan desain baru, dimana elemen
pemanas di jepit diantara pelat besi. Setrika Komersial yang di jual dengan
harga ¥4 hingga ¥5 sangat mahal, mengingat gaji awal guru sekolah dasar waktu
itu sekitar ¥50 per tahun. Konosuke memutuskan untuk menjual setrika barunya
dengan harga ¥3.2. Namun untuk melakukannya, ia harus membuat 10.000 unit
perbulan, lebih dari gabungan produksi semua pabrik elektronik lain di Jepang.
Tidak ada jaminan bahwa pasar akan menyerap volume ini, tetapi Konosuke yakin
bahwa massa akan menyambut produk yang berkualitas tinggi dan terjangkau. Dan
lagi-lagi Konosuke benar karena Produknya terjual sukses.
Perusahaannya kemudian mulai
memproduksi penghangat kaki listrik, menggunakan thermostat yang baru di
kembangkan. Harga produknya hanya setengah harga dari produk penghangat kaki
lain yang ada di pasaran, dan produk ini terbukti sangat sukses. Selanjutnya
pada November 1927, Konosuke mendirikan divisi riset, menempatkan Nakao sebagai
pimpinannya. Nakao menjadi orang kepercayaan Konosuke. Sebagai insinyur senior,
Nakao memandu usaha R&D perusahaan selama bertahun-tahun, mengembangkan
berbagai teknologi baru dan produk baru. Lebih dari siapa pun dia bertanggung
jawab menjadikan perusahaan Panasonic hi-tech. Nakao wafat pada September 1981,
di usia 79 tahun.
Situasi perekonomian Jepang kembali
memburuk, tetapi perusahaan Konosuke terus tumbuh, menambah varian produk
fitting, elemen pemanas, dan alat elektronik rumah tangga, serta menambah agen
penjualan yang merambat sampai ke luar negeri. Pada tahun 1928, penjualan
bulanan perusahaan tersebut melampaui ¥100.000, dan karyawannya lebih dari 300
orang. Banyak distributor, merasakan potensi masa depan dalam perusahaan
tersebut, dan mengungkapkan keinginan mereka untuk mengutamakan penjualan
produk National. Tanggung jawab perusahaan untuk menyediakan keamanan bagi distributornya
sekarang lebih besar daipada sebelumnya.
Pada Maret 1929, Konosuke mengubah
nama perusahaannya menjadi Matsushita Electric Manufacturing Works. Pada saat
yang sama, dia merumuskan sasaran Manajemen dan keyakinan Perusahaan untuk
memandu pertumbuhan perusahaan, serta menambahkan tujuh prinsip beberapa tahun
kemudian. Kini ketiga pernyataan ini membentuk basis filosofi Panasonic.
Sasaran
Manajemen yang asli (Menurut Konosuke):
Dengan memberikan pertimbangan yang saksama pada
keselarasan antara keuntungan dan keadilan sosial,
kita menargetkan untuk mendedikasikan diri pada perkembangan industri nasional, untuk
membangun perkembangan dan mendorong kesejateraan umum masyarakat.
Pada 24 oktober 1929, bursa saham New York yang
mengalami kejatuhan harga saham menebarkan kepanikan di pasar-pasar financial
dunia. Perekonomian Jepang yang sudah buruk semakin Terpuruk lagi. Harga-harga
melambung, Karyawan diberhentikan di seluruh negeri, dan banyak pabrik di
tutup. Kondisi ini juga berimbas ke peusahaab Matsushita. Penjualan Perusaahan
Matsushita menurun, dan pada akhir desember, Gudangnya di penuhi dengan stok
yang tidak terjual. Para Eksekutif perusahaan tidak melihat solusi lain selain
pengurangan staf, tetapi Konosuke member tahu mereka bahwa “Kurangi produksi
menjadi setengahnya dari sekarang, tapi jangan pecat satu pun karyawan. Kita
mengurangi produksi bukan memecat Karyawan. Karyawan hanya bekerja setengah
hari. Kita akan membayar mereka dengan upah yang mereka dapatkan sekarang,
tetapi tidak ada hari libur. Semua Karyawan harus berusaha sekuat tenga untuk
ikut menjual inventaris”.
Semangat dan kepedulian Matsushita
menular dan menyentuh para stafnya. Para karyawan akhirnya menerjunkan diri
dalam usaha penjualan dengan penuh semangat. Dalam dua bulan, inventaris yang
berlebih telah terjual dan permintaan pulih. Produksi berskala penuh pun dapat
di teruskan. Pada awal Januari 1931, Perusahaan tersebut merayakan pengiriman
pertamanya pada tahun itu untuk melawan keputusasaan akibat depresi. Perayaan
itu kemudian menjadi tradisi yang bertahan sampai tahun 1965.
Pada
tahun 1935, Perusahaan Matsushita mempekerjakan sekitar 3500 orang. Penjualan
tahunan mencapai angka 12 juta Yen. Perusahaan tersebut memproduksi sekitar 600
jenis produk, dan jaringan penjualannya sampai ke luar negeri. Matsushita telah
menjadi kekuatan besar dalam produk elektronik Rumah tangga.
Kesuksesan ini tidak hanya di raih
dengan kerja keras, melainkan dengan dasar filosofi yang kukuh. Konosuke tidak
menunjukkan ketertarikan tertentu pada agama dan sekte tertentu, tetapi dia
berpikiran terbuka terhadap ide, saran, dan masukan setiap kalangan. Pada Maret
1932, Konosuke di undang oleh temannya untuk menghabiskan hari di sebuah Kuil
Shinti yang popular. Dalam kunjungannya, dia mulai merenungkan kesamaan antara
agama dan Manajemen bisnis. Ia mengatakan, “Manusia membutuhkan kesejateraan
duniawi maupun spiritual. Agama memandu orang keluar dari penderitaan menuju
kebahagiaan dan kedamaian pikiran. Dan bisnis juga berkontribusi dengan
menyediakan kebutuhan ragawi yang di perlukan untuk kebahagiaan. Ini harus
menjadi misi bisnis yang utama.”
Oleh karena itu, pada 5 Mei 1932,
Matsushita mengumpulkan karyawannya dan mengumumkan misi perusahaan untuk
memandu perusahaan menapaki masa depan. Dia berkata, “Misi produsen adalah
mengentaskan kemiskinan dengan memperkenalkan suplai produk yang melimpah.
Meskipun air dapat di pandang sebagai produk,tidak ada orang yang keberatan
jika orang yang lewat meminum air dari keran di sisi jalan. Itu karena suplai
air berlimpah dan harganya murah. Misi kita sebagai produsen adalah menciptakan
kelimpahan barang dengan menyediakan produk semelimpah dan semurah air keran.
Dengan cara inilah kita bisa mengenyahkan kemiskinan, mengantarkan kebahagiaan
ke dalam hidup orang banyak, dan membuat dunia ini tempat yang lebih baik.”
Pada
Mei 1933, Matsushita merancang dan menerapkan sistem divisi perusahaan yang
dikelola secara otonom, di kelompokkan menurut produk yang di hasilkan. Divisi
pertama memproduksi radio, Divisi kedua menangani lampu dan baterai. Divisi
ketiga bertanggung jawab atas alat-alat perkabelan, resin sintetis, dan produk
elektrotermal. Setiap divisi bertanggung jawab untuk mengelola pabrik dan
kantornya, mengembangkan, memproduksi, dan menjual produk serta mempertahankan
operasi yang menguntungkan.
Konosuke menyatakan dua sasaran
utama bagi sistem divisi: Memastikan manajemen otonom dan mengembangkan manajer
andal. Panasonic adalah perusahaan pribadi pertama di Jepang yang memiliki
struktur organisasi seperti ini, dan prinsip manajemen ini menjadi cirri khas
operasi perusahaan ini sampai sekarang.
Perusahaan yang Kental dengan Inovasi
Stasiun radio Nasional Jepang mulai
mengudara pada tahun 1925. Pada tahun 1930, stasiun tersebut memiliki lebih
dari 700.000 pendengar terdaftar. Namun perangkat radio yang tersedia saat itu
masih sering rusak. Konosuke sendiri di buat kesal oleh radionya yang rusak
saat dia akan mendengarkan sebuah program acara, dan bertekad untuk membangun
“radio yang tidak rusak”.
Pada Agustus 1930, Perusahaannya
mendirikan Kokudo Electric. Co. Dalam usaha membangun kemitraan dengan produsen
radio dan mulai memproduksi radio. Namun, Perusahaan tersebut segera di banjiri
dengan produk-produk yand di kembalikan. Konosuke mendapati bahwa, meskipun
toko radio memiliki pengetahuan teknis dan bisa memperbaiki masalah-masalah
kecil, penjual semata-mata mengirim kembali radionya jika rusak.
Melihat masalah ini, Konosuke yakin
bahwa mereka sebaiknya membuat radio yang apabila rusak bisa di tangani oleh
toko elektronik biasa. Pada maret 1931, dia mengambil alih kepemimpinan Kokudo
Electric. Co. dan menginstrusikan insinyur senior Tetsujiro Nakao untuk
mengembangkan radio yang sesuai dengan di harapkannya. Setelah tiga bulan kerja
keras, sebuah prototip dengan tiga tabung siap, yang dengan segera memenangkan
hadiah pertama dalam kontes yang di sponsori oleh stasiun radio Publik Jepang.
Konosuke menjual radio barunya itu
dengan harga ¥45 ketika kompetisi sengit memaksa produsen lain untuk menjual
produk mereka dengan harga ¥25 hingga ¥30. Ini sejalan dengan kebijakannya
untuk menetapkan harga yang adil, dimana keuntungan yang cukup mutlak untuk di perlukan bagi perkembangan industry
yang sehat. Konosuke melipatgandakan komitmennya terhadap harga yang adil
ketika dia melihat sebuah perusahaan di gusur keluar dari bisnis oleh
perusahaan dagang yang sengaja menjual produk dengan harga lebih rendah untuk
mendapatkan monopoli, kemudian memeras pasar untuk keuntungan yang berlebihan.
Radio Panasonic pertama, di kembangkan hanya dalam tiga bulan, memikat ribuan
orang kepada media hiburan baru.
Matsushita terus menelurkan
produk-produk yang inovatif. Mereka mulai memproduksi motor listrik dan
menikmati hasilnya saat booming
peralatan rumah tangga, yakni setelah perang dunia II. Pencapaian mereka yang
cukup fenomenal adalah adalah alat penerima siaran TV pertama di Jepang.
HAMBATAN PERKEMBANGAN PANASONIC
Perang
antara Jepang dan Cina tahun 1937 membawa dampak langsung pada industry swasta.
Pada tahun 1938, Undang-undang Mobilisasi Umum membatasi distribusi dan
penggunaan bahan baku. Dihadapakan pada tekanan social dan ekonomi, Matsushita
memutuskan untuk bekerja sama dengan memproduksi peralatan militer.
Perang pasifik pecah pada 8 desember
1941. Sumber daya menjadi sangat langka sementara perang berlangsung, dan
kualitas produk komersial langsung merosot. Pada Oktober 1982, Matsushita
mengingatkan para karyawan untuk tidak berkompromi dalam hal kualitas produk.
Semua produk industry dialihkan
untuk kepentingan militer, dan Panasonic di paksa untuk memasuki beberapa
bidang dimana perusahaan mereka tidak memiliki pengalaman dalam bidang
tersebut. Pada April 1943, perusahaan itu mendirikan Matsushita shipbuilding
company, dan pada Oktober, mendirikan Matsushita airplane Company. Perusahaan
ini menghasilkan 56 perahu kayu dan tiga pesawat kayu sebelum perang berakhir.
Meskipun pekerjaan ini di lakukan atas perintah penguasa, keputusan untuk
memproduksi alat perang harus di bayar mahal oleh perusahaan tersebut setelah
perang.
Jepang menyerah tanpa syarat pada 15
Agustus 1945. Negeri itu kehiangan tiga juta jiwa, setengah wilayahnya, dan
seperempat asset nasionalnya. Serangan bom sekutu telah menghancurkan
kota-kotanya, dan semua industry berhenti berproduksi.
Panasonic kehilangan 32 pabrik dan
fasilitas di Jepang, terutama di Tokyo dan Osaka. Semua asset di luar negeri di
sita. Untungnya kantor, kantor pusat dan pabrik utama masih utuh. Sehari
setelah Jepang menyerah Matsushita mengumpulkan manajer seniornya dan
memaparkan rencana untuk meneruskan produksi peralatan elektronik rumah tangga.
Pada 20 Agustus, dalam pesan kepada seluruh karyawan, dia berkata, “produksi
adalah pondasi pemulihan kita. Mari kita bangkitkan kembali semangat
tradisional Matsushita dan menyelesaikan pekerjaan membangun bangsa dan
memperkaya hidup orang banyak.”
Pada tahun 1946, saat Matsushita
bersiap-siap meneruskan produksi, pejabat dari pasukan sekutu mengumumkan
kebijakan untuk rekonstruksi ekonomi dan restrukturisasi perusahaan yang
berpartisipasi dalam perang. Pada bulan Maret, asset perusahaan Matsushita di
bekukan dan tidak di beri keringanan untuk utangnya yang besar pada masa itu.
Perusahaan itu juga harus memecat para pejabat seniornya.
Instruksi ini dimaksudkan untuk
memecah pemusatan bisnis dan kekuasaan yang telah eksis dari generasi ke
generasi. Matsushita tidak terima di perlakukan seperti itu, Karena
perusahaannya adalah hasil kerja keras satu generasi saja. Matsushita bahkan di perintahkan untuk mengundurkan diri
karena perannya dalam aktivitas perusahaan semasa perang. Dia tidak punya
pilihan dan bersiap mundur. Berita ini membuat terkejut serikat pekerja
Matsushita, retailer dan rekan-rekan bisnis yang lain. Merka menyatakan bahwa
Matsushita harus tinggal untuk upaya rekontruksi perusahaan, Karena tanpa dia
perusahaan itu akan hancur. Sikap ini membuat pejabat pasukan sekutu tidak
percaya, karena biasanya serikat pekerja justru membujuk mereka untuk memaksa
para manajer mengundurkan diri. Pada tahun 1947, Kasus ini di kaji ulang, dan
dalam keputusan yang langka, Matsushita dan para direktur di perkenankan untuk
terus menjabat.
Pada paruh kedua tahun 1948,
Pembatasan kredit di terapkan sebagai bagian dari upaya untuk mengendalikan
inflasi. Panasonic masih memiliki beban utang besar dari masa perang, dan uang
tidak banyak sehingga perusahaan harus membayar gaji dengan di angsur. Pada
tahun 1949, Pemerintah melakukan revisi neraca nasional yang memangkas
pengeluaran Negara. Banyak perusahaan bangkrut karenanya. Panasonic berusaha
sekuat tenaga untuk bertahan dengan menyatukan organisasi, memperkuat divisi
penjualan, menyesuaikan personil, dan merekstrukturisasi manajemennya. Namun
pada bulan juli, perusahaan terpaksa mengoperasikan pabriknya setengah hari.
Kerugian menumpuk, pada tahun 1950, perusahaan itu mem-PHK 567 orang dari 4438
karyawannya. Salah satu dari sedikit PHK dalam sejarah Perusahaan.
PANASONIC BANGUN DARI KETERPURUKAN
Seruan Matsushita untuk membangun
kembali perusahaannya pada tahun 1950 memicu berbagai aktivitas. Perusahaan itu
menggenjot penjualan dan kemampuan teknis serta manufakturnya untuk bersiap-siap
bagi periode ekspansi.
Pada tahun 1950, Matsushita membuka
sejumlah perusahaan penjualan, merestruksikan staf penjualan di Kantor Pusat
untuk menetapkan sejumlah kantor penjualan pada tahun berikutnya. Perusahaan
penjualannya terus bertambah. Dan pada tahun 1959 perusahaan tersebut
berkembang menjadi jaringan yang bersifat nasional.Sejak tahun 1951, perusahaan
ini juga mendirikan sejumlah perusahaan finance
untuk menangani penjualan radio. Belakangan, aktivitas perusahaan ini diperluas
sehingga mencakup produk-produk yang lain.
Pada tahun yang sama, Jepang
menandatangani perjanjian damai dengan 48 negara di Konferensi Perdamaian San
Fransisco. Jepang telah kembali menjadi bagian komunitas bangsa-bangsa, dan
mengarahkan kebijakan nasionalnya menuju terwujudnya perekonomian yang mandiri.
Meski
terus mengalami fluktuasi, perekonomian Jepang pulih dengan cepat pada tahun
1950-an. Saat standar hidup meningkat, permintaan konsumen untuk barang-barang
elektronik melejit. Matsushita menyadari bahwa perekonomian akan memasuki
periode ekspansi yang luar biasa. Dalam pidato kebijakan manajemennya pada
tahun 1956, dia mengumumkan rencana lima tahun. Dia berkata bahwa penjualan
tahunan sebesar 22 milyar Yen harus meningkat menjadi 80 milyar Yen, jumlah karyawan
dari 11.000 menjadi 18.000 dan kapitalisasi perusahaan dari 3 milyar Yen
menjadi 10 milyar Yen.
Hadirin tercengang. Belum pernah ada
perusahaan swasta yang mengumumkan rencana jangka panjang semacam itu.
Matsushita berkeras bahwa rencana itu bisa dilakukan. “angka-angka ini
sesungguhnya mewakili permintaan public. Oleh karena itu, untuk mencapai target
ini, kita perlu memastikan bahwa kita tidak bekerja untuk ketenaran atau
keuntungan. Kita membuat kontrak yang tidak kasat mata dengan public. Selama
kita tidak mengendur dalam upaya, saya piker kita pasti bisa mencapai target
ini.” Rencana tersebut tercapai hanya dalam empat tahun.
MASA TUA PENDIRI PANASONIC
Pada Juli 1973, Konosuke Matsushita
pension dan mengambil posisi sebagai penasihat eksekutif. Dia meninggal pada 27
April 1989 pada usia 94 tahun.
Setelah
meninggalkan kampung halamannya pada usia 9 tahun, dia membangun Panasonic
menjadi salah satu produsen peralatan elektronik terbesar dan tersukses di
dunia, dan mengembangkan filosofi manajemen unik yang menjadi warisannya bagi
dunia bisnis.
Pengumuman kematiannya mendatangkan
ucapan bela sungkawa dari tokoh-tokoh internasional, termasuk Presiden A.S.
George Bush dan PM Jepang Noboru Takeshita.Pada peristiwa sedih ini, presiden
Panasonic Group, Akio Tani, mengajak para karyawan untuk terus mengejar
idealisme abadi Konosuke Matsushita, yaitu kontribusi kepada masyarakat melalui
bisnis. Dia berkata, ”Jangan mengejar apa yang sudah dicapainya, kejarlah apa
yang akan dikejarnya.”
PRODUK-PRODUK PANASONIC
Mulai
dari berdirinya Panasonic pada tahun 1935, atau yang masih di sebut pada saat
itu “Matsushita Electric Industrial Co., Ltd” Panasonic sangat banyak
menciptakan produk-produk baru dan selalu tidak lupa untuk berinovasi sesuai dengan
perkembangan dari masa ke masa. Mulai dari soket dua arah dan steker, baterai,
Lampu sepeda berbentuk peluru, setrika “Super Iron” dan masih banyak lagi.
Dan
pada saat ini produk-produk Panasonic hampir berkenaan ke seluruh aspek, di
antaranya ada beberapa yang bisa saya tunjukkan, yakni :
·
Tablet
PC Tahan Banting (Panasonic Toughbook CF-19)
Laptop Panasonic Toughbook
CF-19 ini berukuran bongsor dan tebal, jauh dari kesan elegan. Panasonic
Toughbook CF-19 memang ditujukan untuk keperluan outdoor, sehingga mengusung
desain yang kuat dan tahan banting. Beberapa sisi Panasonic Toughbook
CF-19 ini dilapisi karet dan menggunakan chasiss berbahan magnesium alloy yang
cukup kuat melindungi jeroan laptop dari benturan atau tekanan.
Panasonic Toughbook CF-19 ini
dibekali layar touchscreen berjenis resistif yang dapat diputar
sehingga laptop tangguh ini dapat berubah menjadi sebuah tablet. Laptop tangguh
keluaran Panasonic ini bukan laptop outdoor sembarangan,
Panasonic Toughbook CF-19 ini ini telah memenuhi standar MIL-STD 810G untuk tes
jatuh.Tak hanya itu, keperkasaan Panasonic Toughbook CF-19 ini juga memenuhi
standar IP65, MIL STD 810G untuk perlindungan terhadap air, debu, getaran dan
perubahan suhu yang ekstrim.
Hardisk laptop Panasonic
Toughbook CF-19 ini dilengkapi peredam getaran dan panas. Panasonic Toughbook
CF-19 ini juga dilengkapi Concealed Mode yang memungkinkan laptop
dibawa ke misi pengintaian dengan mematikan semua backlight dan hanya
mengandalkan indikator LED.
Di balik tampang Panasonic Toughbook CF-19 yang garang,
laptop ini juga dilengkapi spesifikasi perangkat keras yang garang
pula.Panasonic Toughbook CF-19 ditenagai oleh prosesor Intel Core i5-3320
dengan grafis yang mengandalkan Intel HD Graphics 4000 dengan pendingin tanpa
kipas.
Seperti yang dikutip dari
Slashgear, Panasonic Toughbook CF-19 ini juga
dilengkapi fitur-fitur standar Bluetooth, WiFi, USB 3.0 dan modem GSM dengan
dukungan teknologi HSPA+.
Panasonic Toughbook CF-19 juga
dilengkapi dengan hardisk dengan kapasitas 500GB atau SSD (Solid State
Drive) kapasitas 256GB dan dilengkapi baterai yang diklaim mampu
menghidupi Panasonic Toughbook CF-19 hingga 10 jam.
· Lensa 12-35mm f2.8 X MFT
Sejak debut pertamanya pada tahun 2009 dengan seri G1nya
(Panasonic G Series Micro Four Thirds/MFT), panasonic memiliki banyak
penggemar. Namun rentang lensa kamera selalu masih kalah dengan
pesaing-pesaingnya, hingga saat ini mereka kembali merilis lensa terbaru yang
akan menyaingi pasaran dunia lensa kamera. Inilah dia Lensa 12-35mm f2.8 X MFT.
Panasonic baru saja resmi
meluncurkan tambahan terbaru lensa premium untuk rentang X, dalam bentuk zoom
wideangle 12-35mm / f2.8 X. Kompatibel dengan seri kamera panasonic G, GF dan
GX serta Olympus’ PEN dan OM-D range. Ini merupakan lensa zoom MFT pertama
untuk aperture cepat / f2.8 konstan (constant fast /f2.8 aperture). Dengan
demikian lensa ini akan menjadi penunjang kamera dalam menghasilkan gambar di
keadaan yang kurang akan pencahayaan serta dapat menembak dengan kecepatan
tinggi.
12-35mm rentang focal
length setara dengan 24-70mm kisaran umum, pada kamera film 35mm dan SLR
digital ‘full frame’, sehingga lensa akan sangat berguna dengan memberikan
keseimbangan yang baik dari sudut lebar dan tele.Meskipun bagian dari X range,
lensa ini tidak sport motorised zoomdari lensa X sebelumnya tetapi
memiliki standar aksi twist-the-barrel-to-zoom. Lensa ini memiliki
premium metal yang sama dan tahan akan air dan debu.
·
Toughpad A1
Panasonic Toughpad A1 adalah tablet 10,1 inci dengan OS Android 3.2
Honeycomb dan prosesor 1,2 GHz Marvell Dual-Core. Memiliki kapasitas 1 GB RAM,
16 GB Storage yang dapat ditambahi MicroSD hingga 32 GB. Daya tahan baterai 10
jam yang cukup panjang untuk beraktivitas dengan menggunakan tablet.
Berat 966,2 gram dilengkapi dengan stylus pen. Desain
yang kokoh dengan 4-foot MIL-STD-810G membuatnya tahan terhadap masuknya debu
dan air. Suhu saat beroperasi berada pada kisaran 7,778 sampai 67,78 derajat
celcius.Kamera terdapat pada sisi depan dan belakang. Toughpad A1
mendukung dalam penggunaan 4G, LTE maupun Wimax.
·
PANASONIC
Mixer MK-GH1
·
Lampu Hemat
Energi
Lampu
Hemat Energi ini memiliki kode produk HHFZ4320 (89 watt) dan HHFZ4220 (74 watt).Lampu dengan bentuk
yang sering kita temui di dalam ruangan ini mempunyai mikroprosesor yang
berfungsi sebagai sensor. Sensor akan memindai (scan) area dalam radius 3 m dan
mengkalkulasi tingkat terang yang (brightness) sesuai dengan kebutuhan sehingga
lampu ini dapat mencegah pemborosan karena terlalu terang.Perubahan tingkat
terang terus dilakukan secara otomatis pada saat sensor tersebut menditeksi
adanya perubahan.Dengan cara seperti ini, Panasonic sendiri mengklaim bahwa
lampunya ini dapat menghemat pemakain listrik sampai 60%.
·
PANASONIC Microwave NN-SM320MTTE
·
Panasonic Eluga
Panasonic Eluga dengan desain
lengkung yang ramping menandai kembalinya Panasonic di pasar handphone global.
Panasonic yang telah lama absen di dunia ponsel di luar Jepang
menghadirkan Eluga, ponsel berbasis Android yang mampu menjadi salah satu
perangkat yang diperhitungkan. Panasonic Eluga memiliki desain yang sangat
ramping, 7.8 mm dan bobot yang cukup ringan (103 gram) bila dibandingkan dengan
dimensinya 123 x 62 x 7.8 mm serta dilengkapi dengan layar sentuh kapasitif
OLED berukuran 4.3 inch.Handphone Panasonic Eluga yang cantik ini dijalankan
dengan OS Android 2.3 Gingerbread yang akan diupgrade ke Android 4.0 Ice Cream
Sandwich dan memiliki prosesor dual core 1GHz, RAM 1GB dan kapasitas
penyimpanan 8GB. Handphone pintar yang dirilis April 2012 tersebut menggunakan
baterai Li-Ion 1150 mAh yang diklaim oleh perusahaannya mampu bertahan selama
satu hari. Kamera yang digunakan adalah kamera 8 megapixel dengan autofokus.
·
Kamera
Panasonic Lumix DMC-G5 Penerus G5
Panasonic kini luncurkan kamera
mungil dengan desain cantik. Panasonic Lumix DMC-GF5. Panasonic resmi umumkan
kehadiran generasi terbarunya, Panasonic Lumix DMC-GF5 Digital Single Lens
Mirrorless (DSLM) dengan bodi ringan dan kompak, karena Lumix G5 ini
menggunakan sensor gambar 16.05 Megapixel LIVE MOS dan Venus Engine yang
direkayasa ulang untuk menampilkan gambar yang jelas dan flash
built-in.Beberapa perbaikan lain dapat ditemukan di sisi software, termasuk
perbaikan pada tampilan yang kini lebih sederhana agar lebih mudah untuk
dioperasikan. Prosesor gambar Venus Engine juga menghasilkan hasil foto yang
baik.
Kamera ini juga memiliki fitur Light
Speed AF with Contrast AF untuk menangkap gambar yang bergerak cepat dengan
jelas. Lalu ada juga full-area Touch AF untuk menentukan focus pada satu titik
di ruang pandang dan pin point AF untuk framing secara akurat.Untuk membantu
anda menangkap momen di kondisi kurang cahaya, terdapat teknologi 3DNR (3D
Noise Reduction) dan MNR (Multi Noise Reduction) yang akan mengoptimalkan
pemrosesan area gelap-terang pada gambar dengan lebih sempurna dan
memproduksinya dengan hasil gambar yang minim gangguan meski menggunakan ISO
tinggi.
Selain dapat digunakan untuk mengambil foto, kamera
ini juga mampu merekam video yang dapat digunakan untuk merekam video Full HD
1080p pada 30 bingkai per detk. Bagi yang suka berkreasi dengan efek-efek unik,
tersedia 14 pilihan filter seperti Soft Focus, Dynamic Monochrome, Impressive
Art, One Point Color, Cross Processor dan Star Filter. Selain itu, disertakan
juga fitur scene mode yang hadir dalam 23 pilihan scene berbeda dengan dukungan
dari fotografer professional.
PESAING
PANASONIC
Bidang Smartphone
1.
Sony Xperia S
Perangkat Sony
Xperia S sangat menjanjikan untuk dapat menjadi pusat hiburan. Ponsel ini
berpenampilan gempal namun ringan (144 gram) dan memiliki daya prosesor yang
cukup baik dengan memori built-in 32GB. Memiliki layar HD berukuran 4.3 inch
yang dapat menampilkan film dan gambar dengan kualitas prima. Sebuah kabel HDMI
juga dapat menghubungkan ponsel tersebut dengan TV HD layar datar dan membawa
kualitas video HD dari ponsel tersebut ke layar yang lebih lebar. Saat
dihubungkan maka remote TV apapun dapat melakukan navigasi konten yang tersedia
di ponsel beserta aplikasinya, mulai dari email, musik, hingga Twitter.Kamera
12 megapixel dibenamkan pada ponsel Android tersebut dan Sony yang telah
belajar dari pengalaman Windows Phone menambahkan tombol shutter di sisi ponsel
untuk dapat mengakses kamera secara cepat. Sony melengkapi Xperia S dengan NFC
radio tags, fitur yang akan mendeteksi lokasi terdekatnya. Apabila ponsel
berdekatan dengan posisi tag, maka akan berubah secara otomatis, contohnya di
dalam mobil, ponsel kemungkinan membuka koneksi Bluetooth untuk pembicaraan
dengan hands-free dan menyajikan navigasi perjalanan.
2.
HTC One X
HTC One X adalah model yang menjadi andalan perusahaannya. Handphone pintar
yang menggunakan layar sentuh kapasitif Super IPS LCD2 berukuran 4.7 inch
tersebut memiliki desain yang sangat ramping, 8.9 mm, dan berat 130 gram.
Layarnya pun sudah dilapisi dengan anti gores Corning Gorilla Glass. Meskipun
HTC One X sangat ramping, namun ponsel ini cukup nyaman dalam genggaman.
Dari sisi
spesifikasi, One X mirip dengan Samsung Galaxy S3. Dijalankan dengan OS Android
versi 4.0 Ice Cream Sandwich dan menggunakan prosesor quad core 1.5GHz, RAM 1GB
dan kapasitas penyimpanan yang besar, 32GB. Dari sisi kamera, HTC One X
menggunakan kamera 8MP dengan autofokus dan lampu kilat LED. Ditambah juga
dengan kamera depan 1.3MP untuk fasilitas video chatting.
3.
Nokia Lumia
900
Sebagai ponsel berbasis OS Windows Phone 7, Nokia Lumia 900 tampil sebagai
handphone pintar yang cukup handal dengan tampilan cukup besar dan cukup murah.
Dari seluruh tampilan ponsel yang beredar di pasaran, Lumia 900 merupakan salah
satu yang memiliki tampilan sangat solid dengan layar sentuh kapasitif AMOLED
berkualitas HD ukuran 4.3 inch yang dilapisi dengan anti gores Gorilla Glass.
Nokia Lumia 900 memiliki ketebalan 11.5 mm dan berat
160 gram dengan dimensi 127.8 x 68.5 x 11.5 mm. Spesifikasinya antara lain
menggunakan prosesor 1.4GHz scorpion dengan chip Qualcomm APQ8055 Snapdragon,
RAM 512 MB dan kapasitas penyimpanan 16GB. Kamera yang digunakan adalah kamera
dengan lensa Carl Zeiss 8MP autofokus dan lampu kilat dual-LED. Baterai Li-Ion
1830 mAh yang digunakannya juga memiliki masa aktif yang cukup lama.
4.
BlackBerry 10
Beberapa waktu lalu RIM telah mensosialisasikan OS terbarunya BlackBerry 10
pada ajang BlackBerry World 2012. Perusahaan telah menampilkan preview dari OS
BB 10 terbarunya yang memiliki peningkatan dramatis dibandingkan OS BB
sebelumnya. Meskipun OS BlackBerry 10 telah hadir, namun RIM nampaknya masih
menunda peluncuran perangkat terbarunya yang menggunakan versi OS terbaru ini.
Masih terdapat satu handphone lagi yang mendapat perhatian cukup intens dari
publik dan sangat dinantikan kehadirannya, Apple iPhone 5. Berbagai rumor
beredar luas, mulai dari waktu peluncuran yang dikabarkan pada Oktober
mendatang, ukuran layar 4 inch yang akan digunakan, hingga berbagai teknologi
canggih yang akan dibenamkan di dalam perangkat tersebut. Jika melihat dari
ponsel Apple sebelumnya seperti iPhone 4S, maka sepertinya iPhone 5
merupakan perangkat yang patut dinantikan dan akan menjadi pesaing ketat bagi
handphone sekelas.
6.
Samsung Galaxi S3
Dari segi fisik, Samsung Galaxy S3 tampil sangat
ramping dengan ketebalan 8.6 mm dan berat 133 gram. Ponsel Android 4.0 Ice
Cream Sandwich ini menggunakan layar sentuh HD Super AMOLED plus lapisan anti
gores Gorilla Glass. Kamera 8 megapixel turut mendukung penampilan Galaxy S3
dengan bantuan berbagai software yang meningkatkan pengalaman berfoto.Karena
pada umumnya berbagai smartphone yang beredar saat ini hampir terlihat sama
saja, maka Samsung berusaha untuk unggul di segi fungsi dan kepintaran software
nya. Sebagai contoh, handphone dapat disetel untuk tidak pernah ‘tidur’ selama
pengguna masih memerlukannya. Juga kemampuannya untuk menerima perintah melalui
pengenalan suara dengan program S Voice yang mirip dengan iPhone Siri.
Selanjutnya, Galaxy S3 juga memiliki kemampuan pengenalan
wajah dari gambar yang diambil melalui kameranya dan menawarkan untuk mengemail
gambar tersebut ke orang yang bersangkutan hanya dengan satu klik. Dari segi
‘sentuhan’, Galaxy S3 juga menyediakan permukaan layar yang seperti
‘bergelombang’ jika disentuh mirip dengan HTC dan Nokia.
Bidang
Plasma TV
·
Samsung
Plasma TV merek
Samsung seri PND7000 dan PND8000 memiliki kualitas yang lebih baik dari seri
sebelumnya yaitu VT30.
·
Sony
Plasma TV merek Sony seri XBR-HX929. Dengan tingkat kedalaman warna yang
mendalam dan warna akurat, TV Sony seri LED bisa jadi pesaing Plasma TV merek
Panasonic.
Bidang
Kamera Digital
Kamera ini
berukuran tidak lebih dari ukuran kartu kredit tapi sudah mempunyai kemampuan
maksimal setara dengan kamera yang lebih mahal. Kodak M200 dengan
kekuatan 10 Megapixel CCD dan lensa Wide 29mm Kodak AF dengan pembesaran
optikal sampai dengan 3x. Terintegrasi layar LCD seluas 2,5 inci sebagai sarana
untuk memantau objek yang akan dibidik dan melihat hasil foto dan video. Kodak
M200 Dilengkapi tombol “Upload & Share” memudahkan berbagi koleksi
foto dan video melalui kamera ini ke situs YouTube, FACEBOOK, Yahoo!, ORKUT,
YANDEX, FLICKR, KAIXIN001 dan Galeri situs resmi KODAK.
2.
Samsung
Samsung, salah satu produsen ternama asal Korea, saat ini
tengah "menggodok" sebuah kamera digital dengan mainstream Android.
Kamera digital ini tengah dalam tahap penelitian oleh tim Samsung R&D, dan
menurut rencana akan diluncurkan tahun ini.Hal ini tentu bisa menjadi ancaman
serius bagi produsen kamera seperti Panasonic.
Mereka harus menciptakan fungsi yang sama seperti smartphone, lengkap dengan
software, namun dengan kualitas gambar yang jauh lebih tinggi.
Samsung
sendiri memiliki pengalaman dengan OS Google. Kemungkinannya akan memiliki
tiruan "Open OS" yang dipadukan dalam Sammy HQ. Lalu, apa manfaat OS
Android ini bagi pengguna kamera digital?Ini merupakan sebuah terobosan cerdas
bagi pihak developer ketiga. Gambar yang diperoleh melalui kamera digital dapat
langsung dipublikasikan dengan memanfaatkan aplikasi Facebook dan Twitter.
PROSPEK PANASONIC DI MASA DEPAN
Menurut Fitch, Raksasa elektronik Jepang ini sedang menghadapi pukulan
besar. Lembaga pemeringkat Fitch menurunkan status
obligasi perusahaan ini menjadi junk atau mirip kertas sampah. Artinya, perusahaan ini
berpotensi besar tak lagi mampu membayar utangnya.Ini adalah simbol kejatuhan ekonomi dan
korporasi Jepang yang mengalami masa keemasan pada dekade 1990-an. Panasonic adalah salah satu raksasa
elektronik Jepang yang pernah mendunia, bersama sejumlah perusahaan elektronik
Jepang lain yang pernah berjaya.
Fitch mengatakan,
posisi keuangan dua perusahaan tidak seimbang lagi dan terus melemah. Pangsa
pasar perusahaan ini di dunia terus memudar.Fitch menetapkan peringkat
Panasonic menjadi BB atau turun dua tingkat. Ini adalah kode peringkat yang
disebut non-investment grade, alias tidak layak dijadikan sarana investasi bagi
pemilik modal.Perusahaan ini juga dianggap memiliki prospek suram. Penurunan
peringkat Panasonic merefleksikan daya saing yang melemah pada bisnis inti,
khususnya produk dan panel televisi, serta merefleksikan lemahnya kesehatan
keuangan.
Kondisi
keuangan Panasonic dalam jangka pendek dianggap tidak akan membaik.Menurut mereka Panasonic kehilangan
kejayaan dan tidak lagi terdepan dalam bidangnya.Dua hari sebelumnya, Moody’s
Investor Service menurunkan peringkat Panasonic dua tingkat.Persaingan keras
dari Korea Selatan dan Taiwan dianggap sebagai salah satu penyebab suramnya
masa depan raksasa elektronik Jepang. Kebangkitan perusahaan elektronik China
turut memberi pukulan.
Prospek Panasonic semakin melemah apalagi saham
Panasonic diprediksi Rugi Rp 86 Triliun, yakni Sahamnya Anjlok 20%.Saham raksasa elektronik “Panasonic” anjlok
lebih dari 20% yakni, setelah
melaporkan proyeksi kerugian masif senilai US$ 9,6 miliar (Rp 86,5 triliun) di
akhir Maret 2013.
Koreksi ini juga terjadi tak lama setelah banyak media melaporkan Panasonic akan menderita rugi US$ 5,6 miliar (Rp 50 triliun) dalam laporan kinerja terakhirnya, dua kali lebih tinggi daripada proyeksi kerugian perusahaan sebelumnya.Saham Panasonic dibuka 414 yen di bursa Tokyo, tertahan oleh autoreject batas bawah atau terkoreksi 19,45% sebesar 100 yen. Sahamnya sempat rebound sedikit ke 419 yen pukul 10:50 waktu setempat.Investor memutuskan membuang saham Panasonic setelah pengumuman dan berita kerugian itu dipublikasikan. Meski masih bisa meraup laba operasi, namun dengan tingginya biaya operasional maka labanya akan tergerus.
Panasonic
pun berniat untuk melakukan segala upaya demi melakukan penghematan, termasuk
menutup beberapa divisi yang sudah tidak menguntungkan dan mengurangi jumlah karyawan.Panasonic
menderita hal yang sama dengan pesaingnya, Sony dan Sharp, yaitu lesunya
penjualan televisi dengan banyak munculnya pemain baru di industri. Nilai tukar
Yen yang cukup kuat juga menghantam industri manufaktur Jepang, terutama yang
berorientasi ekspor.
Laju pertumbuhan bisnis televisi Jepang pun seolah ketinggalan jauh oleh pesaing dari luar negeri, seperti Samsung dari Korea Selatan dan Apple dari Amerika. Kedua perusahaan yang baru saja disebutkan justru bisa mencetak laba sangat tinggi.
Laju pertumbuhan bisnis televisi Jepang pun seolah ketinggalan jauh oleh pesaing dari luar negeri, seperti Samsung dari Korea Selatan dan Apple dari Amerika. Kedua perusahaan yang baru saja disebutkan justru bisa mencetak laba sangat tinggi.
UPAYA MENGATASI KETERPURUKAN
Panasonic
Corp akan membangun pabrik untuk memproduksi alat-alat elektronik rumah tangga
di Eropa pada tahun ini. Melalui pabrik tersebut, Panasonic berharap bisa
kembali meraih profit setelah mengalami kerugian terparah tahun lalu.Dengan membangun pabrik di Eropa,
Panasonic bermaksud untuk mengurangi dampak dari tingginya nilai tukar yen yang
selama ini melemahkan ekspor perusahaan-perusahaan Jepang. Sebelumnya,
perusahaan elektronik asal Jepang tersebut telah memiliki pabrik alat-alat
elektronik di Turki, Cina, dan beberapa negara Asia lainnya.
Meski Eropa tengah dilanda krisis ekonomi yang cukup parah,
Panasonic optimis bahwa usahanya di kawasan tersebut bisa berjalan dengan
lancar. Menurut Panasonic, pangsa pasar produk elektronik di Eropa masih sangat
besar dengan angka penjualan mesin cuci dan kulkas mencapai 18 sampai 19 juta
unit setiap tahunnya.
Saat ini, Panasonic hanya menguasai sekitar 0,5% dari total
penjualan produk elektronik di Eropa, namun pemilik brand Viera dan Lumix
tersebut menargetkan peningkatan penguasaan menjadi 5% di tahun 2018 mendatang.
Panasonic juga menargetkan perolehan keuntungan sebesar US$627 juta pada tahun
fiskal 2012/2013.
KESIMPULAN
Setelah melihat sebagian besar kisah Panasonic, kita bisa
melihat bahwa untuk suksesitu sanga sulit. Akan terasa sangat sulit rasanya
apabila kita tidak melakukan apapun untuk menjadi sukses. Bagaimanapun tindakan
kita lah yang menentukan hasil dari pekerjaan kita. Seperti Panasonic mereka
mengerahkan setiap kemampuan dan kapasitas, serta mengarahkannya untuk bias
mengatasi keterpurukan. Tetap berusaha, pantang menyerah dan kepercayaan diri
Konosuke dalam membangun Panasonic menjadi perusahaan raksasa di Jepang
sangatlah pantas kita tiru dan di beri acungan jempol.
Kegagalan? Pasti ada kemungkinan untuk gagal seperti
yang kita lihat di dalam Panasonic. Namun Kegagalan itu bisa kita sebut
semata-mata kegagalan jika kita menikmati prosesnya, apalagi jika kita
mendapatkan pembelajaran besar darinya dan mampu berinovasi seperti yang di
lakukan Panasonic. Banyak yang memprediksi bahwa lima atau sepuluh tahun
kedepan bahwa perusahaan Panasonic akan hancur akan tetapi Panasoni tetap
berusaha mengatasi keterpurukan, contohnya dengan cara membangun pabrik di
Eropa. Dan juga keterpurukan Panasonic akibat adanya perang dunia dan pada saat
itu perusahaan panasonik hamper hancur akan tetapi Panasonic dapat bangkit
kembali dengan modal tekad dan kegigihan dari sang pendiri yakni Konosuke
Matsushita. Oleh karena itu untu saat ini kita hanya bisa melihat bagaimana
nantinya pada tahun-tahun kedepan bagaimana prospek Panasonic dan usaha-usahanya untuk tetap bisa
bertahan.
No comments:
Post a Comment